Kepala Dinas Sosial kota Bekasi, Drs. H. Supriyatna, di Bekasi Jawa Barat, Senin, mengatakan, pihaknya secara periodik tiap bulan atau dua kali sebulan terus melakukan razia terhadap kelompok penyakit masyarakat tersebut dalam meminimalkan terjadinya kegiatan prostitusi.
Ia mengatakan, petugas tidak akan takut dengan ancaman ataupun gertakan dari orang tersebut dan panti rehabilitasi siap menjadi tempat penampungan mereka.
"Dalam setiap kali razia selalu berhasil digaruk belasan PSK yang berkeliaran dipinggir-pinggir jalan. Sebagian berhasil lolos tapi jumlah yang diamankan aparat relatif meningkat," ujarnya.
Supriyatna mengatakan, PSk sebagian besar merupakan orang-orang yang kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi dengan bekal keterampilan dan pendidikan yang mereka miliki hingga tidak tahu lagi mendapatkan uang selain menjual diri.
PSK tersebut sebagian besar berasal dari Jawa dan DKI dengan sasaran laki-laki hidung belang yang lewat diseputar kawasan Kali Malang hingga Tambun Bekasi serta tempat lain dalam kota Bekasi.
Pihaknya juga telah mengirimkan banyak PSK ke panti rehabilitasi Palimanan Jawa Barat dan Pasar Rebo DKI Jakarta.
Dipanti tersebut wanita PSK tersebut mendapat pendidikan serta ditingkatkan keterampilan sesuai bakat mereka seperti menjahit, bordiran, tata rias, buat kue, salon dan sebagainya dengan harapan bisa mencari pekerjaan halal setelah dilepas.
"Dari pengamatan kita setelah dibekali keterampilan PSK itu tidak lagi menjajakan diri dan bekal keterampilan yang dimiliki digunakan untuk mendapatkan penghasilan," ujarnya.
Supriyatna mengaku jumlah PSK di kota Bekasi cendrung meningkat akibat tuntutan kebutuhan ekonomi, sulitnya mendapatkan pekerjaan, kemerosotan moral serta pendidikan yang kurang menunjang. Oleh karena itu perlu terus dilakukan kegiatan untuk meningkatkan kualitas mereka.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
alangkah buruknya, seorang aparat keamanan osial melakukan hal seperti itu....