Jerusalem (ANTARA News/Reuters) - Utusan Kuartet Timur Tengah, Tony Blair, mendesak Perdana Menteri Israel Benajmin Netanyahu untuk mematuhi pembicaraan mengenai berdirinya negara Palestina dengan mendorong perekonomian yang lebih baik di Tepi Barat dan membiarkan Palestina mengendalikan wilayahnya sendiri.
Blair bertemu dengan Netanyahu yang berhaluan kanan dan menguasai tampuk kekuasaan pekan lalu, untuk membeberkan bagaimana kuartet Timur Tengah --AS, Uni Eropa, Rusia dan PBB-- berhasrat menyaksikan proses damai mencapai kemajuan.
"Muncul banyak skeptisme di sana," kata Blair kepada wartawan usai bertemu dengan Netanyahu.
Blair yang ditugasi Kuartet Timur Tengah untuk mempromosikan perkuatan pembangunan ekonomi di Tepi Barat mengungkapkan bahwa memberikan Palestina lebih banyak kebebasan untuk bergerak adalah hal terpenting dalam rangka penciptaan fondasi bernegara.
Mantan PM Inggris ini mengatakan pada Netanyahu bahwa negosiasi politik yang kredibel bagi solusi dua negara, mesti dilakukan dalam kerangka tersebut di atas.
"Dalam pandangan saya dia (Netanyahu) memahami bahwa jika konteks yang benar dapat diciptakan untuk perdamaian, maka satu-satunya perdamaian abadi adalah mendasarkan diri pada solusi dua negara," kata Blair.
Blair mendesak Netanyahu untuk memberikan kekuasaan lebih kepada Otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmoud Abbas untuk mengatur wilayah Palestina.
Dia juga meminta Netanyahu mengendurkan blokadenya di Jalur Gaza yang pada Juni 2007 dikuasai sepenuhnya oleh Hamas setelah mengusir faksi Fatah pimpinan Abbas.
Para pembantu Blair mengungkapkan, Blair menyatakan keputusan Israel memberikan kekuasaan kepada pasukan Palestina didikan AS untuk mengontrol kota Jenin di Tepi Barat adalah model yang bisa diterapkan di bagian wilayah Palestina lainnya.
Sementara itu Presiden AS Barack Obama, di Turki, mengulangi dukungannya pada solusi dua negara yang hidup berdampingan dalam konflik Israel-Palestina. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009