"Kami patut mempertanyakan metodologi penelitian yang digunakan lembaga survei tersebut benar atau tidak. Jangan-jangan hanya untuk mendiskreditkan partai tertentu," ujarnya usai meresmikan kantor baru Koperasi simpan Pinjam (KSP) Nasari di Semarang, Senin.
Ia mengatakan, ada kontradiksi hasil survei yang dikemukakan sejumlah lembaga survei dengan kenyataan di lapangan, mengingat jumlah massa pendukung kampanye partai ini di Jateng tidak kalah dengan partai besar lainnya.
Demikian pula dengan hasil survei yang diselenggarakan lembaga survei tertentu yang mengatakan suara PKS dan PPP akan tersedot ke Partai Gerindra karena politisi dari kedua partai itu membawa virus asusila, korupsi, dan poligami.
"Kader partai yang melakukan tindakan asusila, korupsi, dan poligami bukanlah kebijakan partai," sanggahnya.
Suryadarna menyebut pernyataan satu lembaga survei yang mengatakan poligami sebagai virus, adalah penghinaan terhadap umat Islam dan Alquran.
"Poligami merupakan ajaran yang berasal dari Alquran," tandasnya seraya memastikan dia sendiri bukan pendukung poligami karena soal ini adalah pilihan setiap individu.
Ia menduga, ada sejumlah kelompok yang ingin mendiskreditkan Islam dan survei itu juga tendensius mengingat memojokkan PPP dengan hanya mempublikasikan kader PPP yang terlibat korupsi padahal hanya satu kader PPP yang korupsi. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009