Palangkaraya (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang berharap bangkai reruntuhan Jembatan Sungai Kapuas yang ambruk Jumat (3/4) lalu dapat segera diangkat guna memudahkan arus lalu lintas sungai yang kini terhambat.
"Saya sudah meminta pelaksana proyek atau pemborong agar segera menjadi perhatian soal evakuasi material-material yang menghalangi lalu lintas sungai," kata Teras Narang, di Palangkaraya, Senin.
Jembatan Sungai Kapuas, di Desa Lungkuh Layang, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, ambruk pada Jumat (3/4) dan menyebabkan satu pekerja tewas dan enam lainnya luka-luka karena tertimpa besi dan material jembatan.
Reruntuhan Jembatan Sungai Kapuas berupa konstruksi baja, beton, dan cor-coran, masih membentang di dasar sungai sepanjang sekitar 100 meter dari tengah hingga pinggir alur sungai sehingga menyulitkan kapal yang akan melintas.
Teras mengaku telah membicarakan kemungkinan evakuasi itu dengan Kepala Polda Kalteng Brigjen Pol Syamsuridzal dan kemungkinan baru dapat dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
Rencananya proses evakuasi bangkai jembatan akan dilakukan bertahap dengan tujuan awal untuk membuka jalur sungai guna memudahkan arus lalu lintas dari hulu dan hilir sungai.
Selain itu, Teras berharap program pembangunan jembatan itu dapat segera ditindaklanjuti karena Jembatan Sungai Kapuas menjadi bagian empat jembatan penghubung utama di ruas jalur Palangkaraya - Buntok.
"Kami berharap bisa ditindlanjuti lagi karena jembatan ini amat sangat bermanfaat bagi Kalteng. Nantinya hasil tim yang akan menentukan itu pembangunan ulangnya," kata Teras.
Teras mengaku telah bertemu dengan tim teknis Departemen Pekerjaan Umum yang tengah melakukan penyelidikan di lapangan meski belum menghasilkan laporan seperti yang diharapkan.
Tim teknis beranggotakan delapan orang dari pusat itu diharapkan dapat segera memberikan hasil penelitiannya kepada pemerintah daerah setempat.
"Sementara untuk masalah lain yang berkaitan dengan hukum kami serahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian," ujarnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009