Havana (ANTARA News) - Pemimpin revolusioner Kuba Fidel Castro mengatakan, negara komunis itu tidak gentar berdialog dengan Amerika serikat, dan tidak ingin terus berkonfrontasi dengan tetangganya itu.
Pernyataan itu dibuat ketika satu kelompok anggota Kongres AS mengunjungi Kuba akhir pekan lalu dalam usaha mengakhiri sikap saling tidak percaya dan di tengah-tengah laporan bahwa Presiden AS Barack Obama berencana meringankan sanksi ekonomi terhadap negara pulau itu, termasuk larangan perjalanan terhadap para warga AS keturunan Kuba.
"Kami tidak takut untuk berunding dengan Amerika Serikat. Kami juga tidak memerlukan lagi konfrontasi, yang membuang waktu saja," kata Castro, 82 tahun, dalam sebuah artikel di laman Cubadebate, Ahad.
Castro mengatakan, embargo ekonomi yang sudah berlangsung 47 tahun terhadap Kuba itu "gagal total"," dan setuju dengan usul yang diajukan Senator Richard Lugar dari Indiana bahwa Gedung Putih menunjuk satu utusan khusus untuk meninjau hubungan dengan Kuba.
"Mereka yang dapat dengan tenang menganalisis fakta itu, seperti senator Indiana itu, memiliki satu argumen yang tidak bisa dibantah lagi: setelah hampir setengah abad tindakan AS terhadap Kuba itu adalah satu kegagalan total."
"Kami benar karena kami yakin dengan gagasan kami, dan kami tidak pernah takut untuk berunding dengan musuh kami. Itu hanya satu-satunya jalan untuk memperoleh persahabatan dan perdamaian antara rakyat kedua negara," tambahnya.
Fidel Castro, dalam sebuah artikel terpisah Ahad, menantang negara-negara Amerika untuk mendukung diakhirinya pengucilan terhadap negaranya dalam satu KTT kawasan itu bulan ini yang juga akan dihadiri Obama.
Castro mengatakan, satu KTT mendatang negara Amerika akan merupakan ujian bagi kawasan itu karena mereka membicarakan sengketa setengah abad Kuba dengan AS.
Tokoh revolusioner itu mengatakan, satu rancangan naskah yang akan dibicarakan oleh para pemimpin Amerika Latin, Karibia dan Obama "tidak bisa diterima" dan akan menghasilkan pengucilan terus terhadap negara komunis itu.
Kuba tidak akan menghadiri KTT 17-19 April di Trinidad dan Tobago, sebagian karena usaha AS untuk melarang negara itu dari pertemuan kawasan. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009