Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjadi teladan bagi negara berkembang lain di dunia karena mampu bertahan menghadapi dampak krisis finansial global, demikian Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia MS. Hidayat di Jakarta, Senin.
"Dari G-20, kemarin itu Indonesia terbukti menjadi salah satu model di negara-negara berkembang yang tetap survive (bertahan) di kawasan," kata Hidayat.
Ia mengatakan, dari hasil survei diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia sukses mengungguli Singapura yang justru minus 10 persen, begitu juga terhadap Korea dan Malaysia.
Indonesia sendiri masih mengalami pertumbuhan yang relatif baik berkisar 4 persen.
"Jadi kita masih punya `growth` (pertumbuhan) kira-kira 4 persen. Menurut saya sudah sangat bagus," katanya.
Hidayat menambahkan, selama forum G-20 di Inggris, banyak negara yang mengapresiasi pencapaian ekonomi Indonesia ini, bahkan hampir semua kepala negara G-20, menjadikan Indonesia sebagai model negara yang mampu bertahan menghadapi krisis hebat.
"Oleh karena itu perlu terus dibantu sehingga yang lain bisa mengikuti, dari sisi regulasi, secara makro kita bagus," jelasnya.
Bentuk apresiasi negara-negara G-20 terhadap Indonesia adalah pemberian kesempatan pada Indonesia untuk mempresentasikan pandangan.
"Dalam forum itu Indonesia menjadi salah satu presenter," katanya.
Hasilnya, usulan Indonesia bagi forum G20, mendapat respon dan diterima dalam skema penyelesaian restrukturisasi finansial global, diantaranya langkah memberi stimulus, membuat regulasi baru dalam sistem finansial global, dan desakan bank-bank global untuk mengalirkan kembali dana-dana kredit ke negara berkembang.
Kelompok G-20 baru saja selesai menggelar pertemuan puncak di London yang menghasilkan beberapa kesepakatan baru untuk menghadapi dampak krisis finansial global.
Demi mengembalikan kepercayaan pasar, memacu pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan pekerjaan, negara-negara G-20 bersepakat meluncurkan paket stimulus sebesar 1,1 triliun dolar AS.
Bagian dari paket kebijakan yang dapat berdampak signifikan adalah komitmen untuk tidak mengambil langkah proteksi sebagai cara mengatasi krisis. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009