Jakarta (ANTARA) - Singapura meluncurkan aplikasi berbasis ponsel yang memungkinkan pemerintah mengidentifikasi mereka yang kontak dengan orang yang positif terinfeksi virus corona baru (COVID-19).

Aplikasi bernama TraceTogether dikembangkan oleh Dinas Teknologi Pemerintah (GovTech) dan kementerian kesehatan Singapura, dikutip dari laman Reuters.

Baca juga: WNI positif COVID-19 di Singapura jadi 11 orang

Baca juga: Sembilan WNI positif COVID-19 di Singapura

TraceTogether memanfaatkan pertukaran sinyal Bluetooth dari jarak dekat untuk mendeteksi pengguna lainnya yang berada dalam jarak sekitar 2 meter.

Data pelacakan akan disimpan di penyimpanan lokal ponsel, dilindungi enkripsi dan aplikasi tidak akan meminta informasinya lainnya, seperti lokasi pengguna.

Kementerian kesehatan hanya akan mendapatkan data jika pengguna mengirimkannya ke mereka.

"Sistem melindungi privasi pengguna dari pengguna lainnya," kata menteri senior bidang komunikasi Singapura Janil Puthucheary.

Pemerintah Singapura tidak mewajibkan warganya untuk mengunduh aplikasi tersebut, namun akan merekomendasikannya. Aplikasi TraceTogether akan dihentikan jika wabah sudah reda.

Singapura memakai sistem tracing, pelacakan, untuk mengetahui sebaran virus corona di negara tersebut. Mereka juga melibatkan kepolisian dan kamera pengawas untuk mengetahui orang yang diduga sebagai pembawa, carrier, virus.

Negara itu sangat ketat menerapkan aturan untuk melawan virus corona. Bulan lalu, Singapura menghukum pasangan China yang memberikan informasi palsu mengenai riwayat bepergian mereka.

​​​​​​Baca juga: Singapura laporkan dua kematian pertama akibat corona

Baca juga: Tiga WNI dirawat ICU di Singapura karena COVID-19

Baca juga: Komunitas Singapura di Batam sumbang APD COVID-19

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020