Kairo (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Mesir telah menangkap 30 orang dan mengerahkan polisi tambahan di penjuru-penjuru negara itu sebagai bagian dari rencana untuk mencegah pemogokan di seluruh negeri yang direncanakan Senin.
"Polisi telah diberi perintah untuk menangkap siapa saja yang mengambil bagian dalam demonstrasi dan pasukan keamanan tambahan akan dikerahkan di sekitar tempat-tempat yang sensitif di Kairo dan daerah lain negara itu," seorang pejabat keamanan mengatakan tanpa menyebut nama.
Tiga mahasiswa ditangkap Minggu di kota Iskandariyah di dekat Laut Tengah karena membagikan poster yang menyerukan satu hari aksi pemogokan itu, pejabat tersebut menambahkan.
Penangkapan itu terjadi satu hari setelah 25 mahasiswa dipukuli dan ditangkap di kota Kafr el-Sheikh di Delta Nil, setelah melakukan aksi duduk di luar gedung pengadilan di kota itu untuk memprotes penangkapan dua mahasiswa Kamis.
"Sebuah truk keamanan pusat tiba di luar gedung pengadilan itu, dan polisi mulai mengejar mahasiswa dan memukuli mereka," Rawda Ahmed dari Jaringan Arab untuk Informasi Hak Asasi Manusia (ANHRI) mengatakan.
"Beberapa mahasiswa berusaha untuk melarikan diri, tapi polisi menahan 25 dari mereka," katanya. Ketika pengacara keluar untuk melihat apa yang terjadi, "polisi maju untuk memukuli mereka juga".
Pada Kamis, polisi menahan mahasiswi Omneya Ahmed Taha Ghazi dan Sara Mohammed Rizk dari Universitas Kafr el-Sheikh karena membagikan poster yang minta orang untuk ikut pemogokan 6 April.
Pemogokan Senin, yang disebut "Hari Kemarahan di Mesir" diserukan oleh "Gerakan 6 April", kelompok aktivis muda yang dibentuk tahun lalu setelah seruan untuk aksi yang sama pada tanggal yang sama 2008.
Kelompok itu minta orang untuk mengenakan pakaian hitam dan menyerukan demonstrasi yang mencakup duduk-duduk di tempat orang bekerja atau belajar.
Kelompok itu memiliki dua tuntutan penting: untuk menetapkan upah bulanan minimal nasional 1.200 pound Mesir (sekitar Rp2.130.000) dan untuk memilih badan yang akan merancang konstitusi baru, kata penyelenggaranya. Upah minimal sekarang ini di Mesir adalah 167 pound.
Pada Kamis, Ikhwanul Muslimin yang berpengaruh di Mesir memberikan dukungannya pada aksi yang direncanakan itu dengan minta semua rakyat Mesir untuk "manyampaikan kemarahan dan keberatan mereka pada kebijakan rezim yang telah menghambur-hamburkan kekayaan negara dan mengabaikan keamanan nasionalnya serta menggeser perannya sebagai pemimpin dan pelopor".
Kelompok Islamis itu minta orang untuk mogok "dengan menggunakan semua saluran damai dan mematuhi konstitusi dan pembatasan yang sah sementara menjaga keamanan properti umum dan pribadi dari kerusakan selama kegitan damai tersebut".
Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar di Mesir, secara resmi telah dilarang tapi calon-calon independennya yang bersaing dalam pemilihan 2005, memenangkan seperlima kursi di parlemen.
Blok parlemen kelompok itu mengumumkan Minggu, mereka akan memboikot sidang parlemen Senin sebagai bagian dari pemogokan di seluruh negeri itu.
Pemogokan tahun lalu, yang menyaksikan kerusuhan meletus di kota industri Mahalla di Delta Nil, adalah untuk memprotes kenaikan harga dan upah rendah. Pemogokan itu memperoleh dukungan sebagian besar melalui situs jaringan online Facebook dan pesan teks SMS.
Tiga orang tewas dan ratusan orang ditahan berkaitan dengan pemogokan 2008.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009