Bukan Rayi, Nino dan Asta—anggota trio RAN—yang menyanyi di sana, melainkan sekelompok grup musik dari Institut Musik Jalanan. Spanduk kecil bertulis “Pengamen Naik Kelas” berdiri tegak di samping mereka.
Grup musik yang berbeda dari Institut Musik Jalanan juga meramaikan suasana di stasiun Bundaran HI.
Nyanyian mereka menemani penumpang yang lalu lalang saat akhir pekan, yang bergegas menuju eskalator ke arah Jalan Jendral Sudirman.
Baca juga: Nugie sering bawa sepeda saat naik MRT
Penampilan mereka adalah bagian dari Ruang Musik Marti yang ditujukan untuk menghibur penumpang MRT.
Desember lalu, "Christmas Carol" untuk menyambut Natal digelar di beberapa titik, termasuk stasiun MRT Bundaran HI, Istora, Blok M, dan Cipete Raya. Paduan suara yang merdu menyanyikan lagu-lagu bertema Natal, menyemarakkan suasana.
Tea Marlina adalah salah satu pengguna MRT yang terhibur dengan adanya Christmas Carol di stasiun MRT. “Aku pernah lihat Christmas Carol, aku sempat nungguin mereka tampil.”
Tea berpendapat pertunjukan musik di stasiun-stasiun sangat menghibur penumpang yang lewat. “Live entertainment tuh cukup menarik bagi pengguna MRT sepertiku, untuk setop sebentar, menikmati, baru deh pulang.”
Pertunjukan musik cuma sebagian pengalaman seru yang bisa ditemui di stasiun MRT. Pernah ada peragaan busana di gerbong kereta MRT yang jadi bagian dari acara Fashion Rocks 2020 pada awal Februari 2020.
Itu peragaan busana pertama di MRT Jakarta. Kendati demikian, warganet sempat meluncurkan kritik karena acara digelar hari Jumat pada jam pulang kerja yang sibuk. Tapi ada juga yang terkesan.
“Pengalaman paling berkesan naik MRT, ada fashion show, unik sekali,” kata Januardi Imam, pengguna rutin MRT.
Baca juga: Perdana, peragaan busana dihelat di MRT Jakarta
Peragaan busana perdana di MRT Jakarta adalah acara Fashion Rocks 2020 yang merupakan gelaran tahunan dari Hard Rock FM Jakarta, sebuah paduan dari musik dan fesyen.
MRT Jakarta dipilih menjadi tempat Fashion Rocks 2020 karena sejalan dengan budaya urban yang mereka usung. Acara tersebut ketika itu dilaksanakan di 10 stasiun MRT, mulai dari stasiun Bundaran HI sampai stasiun Cipete.
Fashion Rocks menampilkan karya perancang yang telah mengharumkan nama Indonesia di Asia Tenggara pada ajang Harper’s Bazaar Asia NewGen Fashion Award (ANFA) di Singapura.
Tiga perancang yang koleksinya ditampilkan di peragaan busana kali ini adalah Kelly Vallerie, pemenang ANFA 2019, Wilsen Willim yang menjuarai ANFA 2016 serta Andandika Surasetja, alumni ANFA 2019.
Para model yang melenggak-lenggok di peragaan busana ini diiringi oleh Sanggar Akar yang menampilkan musik tetabuhan khas Betawi. Sebanyak 300 undangan Fashion Rocks 2020 juga dihibur oleh DJ Winky sebelum memasuki area peron.
Tak cuma peragaan busana, ada program lain yang mengajak pengguna transportasi MRT Jakarta untuk menyumbangkan baju bekas layak pakai ke dalam fashion box di tiga stasiun MRT. Fashion Rocks 2020 bekerjasama dengan Sadari Sedari, organisasi nirlaba yang menjual pakaian bekas layak pakai untuk membantu pendidikan Indonesia.
Baca juga: Rachel Amanda tidak gengsi naik MRT
Baca juga: Kiki Amalia kurangi polusi dengan sering naik MRT
Fasilitas lebih
Seperti halnya stasiun-stasiun subway atau kereta di negara tetangga, stasiun MRT di Jakarta menawarkan fasilitas lebih demi kenyamanan penumpang.
Di beberapa stasiun, Lebak Bulus misalnya, tersedia deretan lapak yang diisi berbagai rupa penjual. Ada yang menawarkan roti isi ala Suriname, kue-kue manis, baju, juga aneka kriya.
Minimarket, restoran hingga kafe yang sedang naik daun juga bisa ditemui di stasiun MRT. Camilan ayam bumbu dari Taiwan jadi salah satu toko yang menarik minat Nisrina Salma, mahasiswi yang baru menjajal naik MRT.
Salma beranggapan, banyaknya kedai penganan memudahkannya untuk mengisi perut sembari menunggu kereta tiba.
“Pas banget buat camilan untuk dibawa pulang.”
Dia tertarik untuk mengeksplorasi lagi jajanan di MRT bila teman-temannya memutuskan berjalan-jalan menaiki moda transportasi tersebut kala senggang.
Jajanan favorit Januardi adalah siomay dan kopi dari salah satu minimarket. Ketika mata ingin terpejam atau butuh sarapan, dia biasa mampir dulu ke minimarket di stasiun.
“Cuma kurang tempat duduk saja buat makan,” katanya.
Tempat yang terbatas membuat sebagian toko atau kafe tidak menyediakan tempat duduk. Kalaupun ada, jumlahnya tidak banyak. Biasanya toko yang menyediakan tempat duduk berada di stasiun besar.
“Lumayan ada tempat untuk sambil nongkrong lah,” ujar Tea. Dia berpendapat kisaran harga makanan yang dijual di situ sesuai dengan level pengeluaran pengguna MRT. Pas. Tidak kemahalan, tidak juga terlalu murah.
Bicara soal variasi, dia juga merasa puas dan menganggapnya pas dengan kebutuhan. Bila lapar, ada makanan berat. Saat haus, ada kafe kopi. Jika ingin jajan segala rupa, ada minimarket.
Daftar vendor yang mengisi stasiun MRT bahkan dianggap masih kurang oleh Ifnur Hikmah. “Toko-toko di dalamnya sangat membantu, malah menurut saya masih kurang.”
Pada jam makan malam, Ifnur kerap berada di stasiun MRT. Sebelum keluar dari stasiun dan kembali ke kediaman, dia kadang memilih mengisi perut saat itu juga.
“Kadang kalau pulang kerja suka makan dulu di Lawson atau Bakmi GM, cuma pilihannya terbatas.”
Dia berharap semakin banyak kafe di stasiun MRT yang menyediakan tempat duduk untuk nongkrong atau makan dan minum dengan lebih nyaman.
Baca juga: Tika Panggabean naik MRT demi hadiri Konser Putih Bersatu
Baca juga: Dimas Danang berharap MRT menjangkau seluruh wilayah Indonesia
Baca juga: MRT sebagai gerbang menuju transportasi terintegrasi di Jakarta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020