"Mereka tenang-tenang saja, sebab tidak tahu dan tidak mengerti tujuan Pemilu itu. Hanya beberapa Orang Rimba yang terdaftar sebagai pemilih," kata Direktur Eksekutif Kelompok Peduli Suku Anak Dalam (Kopsad), Budi VJ di Jambi, Minggu.
Para Caleg pun pada masa kampanye kurang menaruh perhatian atau bersosialisasi kepada SAD di TNBD. Begitu juga KPU setempat tidak mendata Orang Rimba sebagai peserta +pemilih.
"Mungkin untuk Orang Rimba yang masih tinggal di TNBD tidak menjadi masalah jika tidak ikut Pemilu, tetapi bagi komunitas itu yang tinggal di luar kawasan hutan dan sebagian telah membaur dengan masyarakat biasa berhak menyalurkan aspirasi politiknya pada Pemilu 2009," ujarnya.
Kopsad menyayangkan KPU sebagai penyelenggara Pemilu tidak mendata Orang Rimba yang tinggal di luar kawasan, sebab mereka merupakan warga negara yang berhak ikut pemilu.
Ia menyatakan, pembodohan orang rimba tidak semestinya terjadi, apalagi mereka yang termarginali ke luar hutan akibat kerusakan hutan perlu menjadi perhatian para Caleg jika nanti terpilih menjadi anggota dewan.
Berdasarkan catatan Kopsad, Orang Rimba yang masih hidup di hutan dan di luar hutan di Jambi mencapai lebih kurang 2.000 jiwa. Mereka kini hidup berpencar di luar kawasan hutan seperti di perkebunan kelapa sawit milik masyarakat dan milik perusahaan juga mecapai lebih kurang 1.000 jiwa.
"Hidup mereka kini memprihatinkan, karena kekurangan pangan akibat hutan mereka sebagian besar telah gundul dibabat para pembalak dan perambahan liar," tambahnya.
Begitu juga Orang Rimba binaan Kopsad yang sebagian besar telah memeluk Agama Islam dan tinggal di Desa Air Hitam, kawasan penyangga TNBD juga tidak terdata sebagai peserta pemilih.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009