Surabaya (ANTARA) - Pimpinan DPRD Kota Surabaya menilai kebijakan pemerintah kota yang menanggung biaya pemeriksaan tes swab (laboratorium) COVID-19 di Rumah Sakit Unair (RSUA) secara gratis bagi warga yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Surabaya yang termasuk orang dalam pemantauan (ODP) terlambat.
"Apa yang disampaikan kepala dinas kesehatan mestinya disampaikan segera sejak awal saat Wali Kota menyampaikan pemeriksaan tes swab Corona bisa gratis bagi warga Surabaya dan akan ditanggung Pemkot Surabaya," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, mestinya Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya segera merumuskan secara tertulis dan formal apa yang sudah disampaikan Wali Kota Surabaya agar tidak simpang siur info yang diterima masyarakat.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan sebagian besar warga Surabaya apresiatif saat membaca pemberitaan bahwa Pemkot Surabaya akan menggratiskan pemeriksaan tes swab COVID-19.
Baca juga: Dinkes Surabaya tanggung biaya pemeriksaan tes swab COVID-19
Baca juga: Gubernur Jatim: Pasien positif COVID-19 di Surabaya 13 orang
Baca juga: Muhammadiyah Surabaya buka posko dan dapur umum lawan COVID-19
Selain itu, terkait kriteria yang pemeriksaan tes swab gratis dan ditanggung pemkot sebaiknya tidak hanya bagi ODP yang dirujuk dokter, namun bagi semua warga Surabaya ODP atau yang dirujuk dokter faskes untuk tes swab.
"Ini sebagai bentuk tanggung jawab pemkot atas kesehatan warganya dan penguatan upaya penanganan penyebaran COVID-19. Karena bisa jadi warga tidak dari luar negeri atau daerah terjangkit, namun bisa saja tertular saat di Surabaya, apalagi delapan positif COVID-19 di Jatim enam di antaranya dari RS di Surabaya," katanya.
Reni juga meminta bagi pasien PDP COVID-19 yang sudah terlanjur bayar saat tes Swab Corona agar segera diganti oleh Pemkot Surabaya. Ia mencontohkan salah satu pasien ODP warga Benowo Surabaya yang keluarganya sempat mengadu ke DPRD yang masih dikenakan biaya saat pemeriksaan di RS Unair.
"Pasien ODP warga Benowo itu datang dari Bali, dari hasil tes darah dan thorax dokter RS Unair disarankan tes swab. Tapi saat itu masih diminta bayar Rp1 juta lebih," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita sebelumnya mengatakan pemkot menanggung biaya pemeriksaan tes swab COVID-19 di RSUA bagi warga yang memiliki KTP Surabaya yang termasuk ODP.
"Tes Swab ini merupakan salah satu tahapan pemeriksaan untuk mendeteksi kandungan dalam spesimen lendir pasien sebelum ODP dinyatakan PDP (pasien dalam pemantauan) atau diagnosa positif COVID-19," katanya.
Namun, bagi ODP yang tidak ada gejala dan ingin periksa mandiri ke RSUA, maka biaya tes Swab ditanggung sendiri. Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar sebelumnya melakukan konsultasi dan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat sebelum tes Swab ke RSUA.
"Jadi kalau ODP tidak ada gejala seperti COVID-19 dan periksa sendiri (swab), maka biaya ditanggung sendiri," katanya.*
Baca juga: Pemerintah Surabaya bagikan penyemprot disinfektan ke kelurahan
Baca juga: PMI Surabaya kekurangan pasokan darah imbas COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020