petugas kesehatan tak ada sama sekali,
Kupang (ANTARA) - Pemerintah kabupaten diharapkan menempatkan petugas kesehatan di pos lintas batas Turiskain, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, untuk mencegah penyebaran virus COVID-19, kata Kepala Kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM Nusa Tenggara Timur Marciana Dominika Jone.
"Tadi saya sudah melihat langsung ke lokasi. Di pos itu hanya ada Polisi, TNI, Bea Cukai dan petugas Imigrasi, sementara petugas kesehatan tak ada sama sekali," katanya kepada wartawan di Atambua, Kabupaten Belu, Jumat.
Ia mengatakan saat ini pemerintah Indonesia khususnya pemerintah provinsi sedang serius-seriusnya menangani dan mencegah virus COVID-19, justru beberapa pintu perbatasan yang yang menjadi garda terdepan pencegahan justru tak ada sama sekali petugas kesehatan.
Tak sama seperti di pos lintas batas negara (PLBN) Mota Ain yang merupakan PLBN terpadu yang memiliki banyak sekali petugas dan sinergitasnya berjalan dengan bagus.
Baca juga: Jumlah pelintas batas di Mota Ain turun 70 persen
"Tadi juga saya sudah sempat berbicara dengan pak bupati soal pengamanan di wilayah perbatasan khususnya di pintu-pintu perbatasan lainnya untuk mencegah masuknya virusnya dan pak bupati juga merespon baik, tetapi yang menjadi masalah adalah fasilitas kesehatan yang kurang memadai," tambah dia.
Ia menyadari bahwa dengan adanya pembatasan akses masuk ke NTT, akan menimbulkan banyak kasus baru seperti pelintas batas ilegal yang memang sejak awal dikhawatirkan.
Oleh karena itu kata dia pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah NTT untuk memperketat pengamanan di garis batas dengan memaksimalkan kinerja TNI dan Polri untuk menjaga perbatasan sehingga tak ada pihak dari negara tetangga yang melintas masuk secara ilegal.
"Kami juga sudah meminta bantuan agar personel TNI dan Polri ditingkat lagi di perbatasan khususnya di jalan-jalan tikus di daerah ini," tambah dia.
Sementara itu saat meninjau kesiapan di PLBN Mota Ain dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 ia juga menyoroti sejumlah sopir kendaraan ekspedisi yang sama sekali belum mengetahui cara memproteksi diri dari bahaya virus COVID-19 itu.
"Saya sempat bertanya ke seorang sopir truk soal mengapa tak memakai masker, kemudian sudah cuci tangan atau belum, dan memang ketahuan kalau mereka tak mengerti dan belum paham soal bahaya virus itu," tambah dia.
Oleh karena itu ia berharap agar ada sosialisasi bagi para sopir yang masih diijinkan melintas ke Timor Leste seperti pemasangan spanduk dengan mewajibkan agar sopir itu menjaga kebersihan diri agar terhindar dari virus memastikan itu.
Baca juga: Cegah COVID-19, Pos Lintas Batas Negara Aruk di Sambas buka satu arah
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020