Singapura (ANTARA News/AFP) - ASEAN dan Uni Eropa mesti mengadopsi satu pendekatan baru dalam negosiasi bagi kesepakatan perdagangan bebas (FTA) melalui sebuah upaya dengan mempercepat pembicaraan, demikian Menteri Perdagangan Inggris, Rabu.
Pendekatan baru itu berarti Uni Eropa dapat merundingkan kesepakatan-kesepakatan dengan masing-masing negara ASEAN ketimbang dengan wadah tunggal ASEAN, kata Menteri Perdagangan dan Investasi Gareth Thomas dalam wawancara dengan AFP.
Pembicaraan bilateral FTA dapat dikembangkan menjadi sebuah kesepakatan regional yang akan memasukkan lebih banyak negara, lanjut Thomas yang sedang berada di Singapura dalam tur pertamanya ke sejumlah negara Asia Tenggara.
Persatuan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa pada Mei 2007 menyetujui diluncurkannya negosiasi-negosiasi bagia dicapainya sebuah kesepakatan perdagangan besar kawasan.
Namun pembicaraan-pembicaran itu terkendala oleh beberapa masalah, termasuk keprihatinan Uni Eropa atas pelanggaran hak asasi manusia di salah satu anggota ASEAN, Myanmar.
"Satu pendekatan baru untuk ASEAN-EU FTA mungkin dibutuhkan," ujar Thomas seusasi berbicara dengan mitranya dari Singapura, Lim Hng Kiang.
"Kami mungkin harus memulasi proses kilat sebagai rute akhir mencapai sebuah kesepakatan kawasan dan Singapura adalah jelas sebuah negara yang menjadi bagian dari proses kilat itu."
Thomas mengungkapkan dia akan mengajukan proposal selama pertemuan para menteri perdagangan Uni Eropa di Brussels segera di bulan ini.
Dia mengatakan ada satu pemahaman di kalangan negara-negara Uni Eropa dan ASEAN bahwa pembicaraan tidak berjalan secepat yang diinginkan kedua belah pihak.
ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009