Pada prinsipnya adalah fokusnya adalah mencegah perluasan wabah virus corona. Memang akan ada beberapa keputusan yang tidak biasa kepada masyarakat.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi akan melakukan rapat pekan depan guna memutuskan nasib penyelenggaraan angkutan mudik Lebaran tahun ini akibat penyebaran virus corona atau COVID-19.

“Tadi didiskusikan apakah mudik akan dilakukan seperti biasa atau ditinjau ulang atau dilarang itu belum diputuskan,” kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Adita Irawati melalui video conference di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan saat mudik merupakan momentum berkumpulnya banyak orang, terutama di simpul-simpul transportasi, seperti pelabuhan, bandara, terminal dan stasiun, sementara itu pemerintah saat ini tengah gencar mengupayakan agar semua orang berdiam di rumah, meminimalisasi pergerakan guna membendung penyebaran virus corona yang sangat cepat.

“Semua tahu bahwa pengumpulan massa dihindari. Ketika bicara mudik sudah terbayang seperti apa dan terjadi pengumpulan masyarakat di beberapa titik,” ujar Adita.

Karena itu, pihaknya akan membentuk tim kecil yang akan mengkaji secara teknis penyelenggaraan mudik tahun ini dan akan melaporkannya ke Kemenko Maritim dan Investasi.

“Soal mudik ini tadi dibahas, kita tidak bicara soal mudik saja, tetapi juga menyambut Ramadhan dan Lebaran. Akan ada tim teknis kecil yang lebih detil melaporkan kembali ke Kemenko Maritim Inevstasi minggu depan ada meeting besar lagi,” katanya.
Baca juga: Akibat COVID-19, larangan truk kelebihan muatan dan dimensi ditunda

Adita mengimbau kepada masyarakat bahwa kejadian ini adalah darurat dan berharap untuk memakluminya.

“Pada prinsipnya adalah fokusnya adalah mencegah perluasan wabah virus corona. Memang akan ada beberapa keputusan yang tidak biasa kepada masyarakat. Kita tunggu saja kajiannya dan disosialisasikan sesegera mungkin,” katanya.

Sementara itu, Kemenhub telah menyiapkan 1.317 bus untuk 37 kota tujuan mudik gratis yang akan dibuka pada 23 Maret mendatang. Tidak hanya bus, untuk truk yang mengangkut sepeda motor disediakan 111 unit untuk mengangkut 4.995 motor.

Anggaran yang dipakai pun ada kenaikan enam persen menjadi Rp34 miliar. Sebagai rincian, khusus bus penumpang, saat arus mudik tersedia 1.087 bus yang mengangkut 48.915 penumpang.

Sementara saat arus balik tersedia 230 bus yang mengangkut 10.350 orang. Untuk truk pengangkut motor rinciannya, pada saat arus mudik disediakan 86 truk bagi 3.870 unit sepeda motor dan arus balik sebanyak 25 truk untuk mengangkut 1.125 unit sepeda motor.

Jumlah bus dan truk tersedia saat arus mudik lebih banyak daripada arus balik untuk mencegah korban kecelakaan lalu lintas saat mudik dimana masyarakat mudik di waktu yang hampir bersamaan dan saat periode arus balik masyarakat cenderung memiliki banyak pilihan waktu pulang yang lebih panjang dibandingkan arus mudik.
Baca juga: Kemenhub jalankan kebijakan jaga jarak di angkutan umum

Kota tujuan di tahun 2020 pun ini diperlebar dari Jakarta maupun Jabodetabek dan melayani kota- kota di Sumatera seperti Padang, Palembang,Lampung.

Untuk kota di Jawa Barat tersedia empat kota tujuan. Jawa Tengah yang terbanyak yaitu 24 kota tujuan dan Jawa Timur sebanyak enam kota tujuan.

Tahun ini juga kami sediakan mudik dari Bali untuk tujuan Yogyakarta dan Surabaya.

Truk yang digunakan untuk mengangkut sepeda motor tahun ini disediakan untuk melayani delapan kota tujuan yakni Tegal, Semarang, Solo, Wonogiri, Yogyakarta, Magelang, Kebumen, Purwokerto.

Baca juga: Kemenhub pastikan kondisi Menhub Budi Karya stabil dan membaik

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020