Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan 17.500 dokter, 27.000 perawat dan 900 tenaga kesehatan masyarakat guna menangani pasien dan menghentikan penyebaran virus corona (COVID-19).

"Di seluruh Jakarta posisinya adalah menghadapi jumlah warga yang datang, yang jumlahnya luar biasa," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Anies menegaskan, DKI harus menghindari peningkatan jumlah pasien yang terpapar virus COVID-19, bahkan berupaya maksimal menghentikan penyebaran.

Namun Pemprov DKI Jakarta memiliki ambang batas terkait jumlah rumah sakit dan tenaga medis yang tidak sebanding dengan lonjakan jumlah pasien terjangkit COVID-19.

Baca juga: Anies: Jakarta masuki status Tanggap Darurat COVID-19
Baca juga: Anies juga minta warga Jakarta tunda mudik tahun ini

Anies terus mengimbau masyarakat di Jakarta agar mengurangi kegiatan di luar rumah untuk menekan dan menghindari jumlah penularan
COVID-19 karena sistem kesehatan di Ibu Kota memiliki batasan.

"Ini berbeda kalau kita punya kasus 1 atau 2. Ini sudah merupakan pandemik dan di Jakarta percepatannya tinggi karena interaksi tinggi," ujar Anies.

Gubernur DKI Jakarta juga meminta seluruh masyarakat, dunia usaha, organisasi sosial dan organisasi keagamaan mengambil langkah "drastis" karena Jakarta sudah berstatus tanggap darurat bencana COVID-19.

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Jakarta mencapai 1.147 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 503 orang, 224 orang positif terjangkit, 13 orang dinyatakan sembuh dan 20 pasien meninggal dunia.

Pewarta: Taufik Ridwan dan Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020