Kepala NASA Jim Bridenstine, lewat pernyataan tertulis, mengatakan ia menutup pabrik pembuat roket Michoud Assembly Facility di New Orleans dan Stennis Space Center dekat Hancock County, Mississippi, karena tingginya jumlah kasus positif COVID-19 di wilayah tersebut.
"Kami mengetahui penutupan itu akan berdampak pada misi NASA, tetapi selagi tim bekerja menganalisa gambaran lengkap dan meminimalisir risiko, buat kami, prioritas utama adalah kesehatan dan keamanan pegawai NASA," kata Bridenstine.
Tutupnya dua fasilitas itu jadi catatan buruk terbaru dalam rangkaian hambatan yang dialami NASA saat mengembangkan roket generasi terbaru, Sistem Peluncur Luar Angkasa/Space Launch System (SLS) dan kendaraan awak luar angkasa Orion.
Orion merupakan salah satu teknologi buatan NASA yang dibayangkan membawa manusia ke bulan dan Planet Mars di masa depan.
Bridenstine tidak menyebutkan batas akhir penutupan dua fasilitas NASA itu, tetapi ia menerangkan pihaknya "menunda sementara aktivitas produksi dan uji coba SLS serta Orion".
Pengembangan SLS, yang dipimpin oleh Boeing Co sebagai kontraktor utama, mengalami banyak hambatan sehingga biaya produksi bengkak hampir dua miliar dolar AS. Penghentian kegiatan produksi diputuskan NASA di saat sejumlah teknisi berupaya menyelesaikan persiapan uji coba keseluruhan mesin roket pada musim panas ini.
Total 11 kantor NASA, pada Selasa, berada dalam status siaga Tahap 3.
Rencana kontingensi NASA menyebut selama situasi darurat itu berlangsung staf diwajibkan bekerja dari dalam rumah, kecuali mereka yang ditugaskan menyelesaikan proyek-proyek "penting", antara lain pengembangan Sistem Peluncur Luar Angkasa/Space Launch System (SLS)
Akan tetapi, status darurat di dua unit kerja NASA, yaitu Stennis dan Michoud Assembly Facility, naik ke level tertinggi, Tahap 4, Kamis, setelah seorang pegawai dinyatakan positif tertular virus.
Dalam situasi itu, NASA wajib menutup unit kerjanya untuk sementara waktu.
Aturan itu sementara menghentikan rencana mengirim astronot ke permukaan bulan pada 2024. Misi itu dianggap sebagai batu loncatan eksplorasi manusia ke Planet Mars.
Program Apollo AS, yang mempelopori pengiriman astronot ke bulan, merupakan misi luar angkasa pertama di dunia yang berhasil mengirim manusia ke bulan pada 1969 dan 1972.
Sumber: Reuters
Baca juga: SpaceX kirim astronaut NASA ke luar angkasa pada Mei
Baca juga: Washington laporkan kenaikan jumlah kematian COVID-19 jadi 74
Baca juga: AS peringatkan warganya bisa terjebak di luar negeri karena corona
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020