Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden (Capres) Partai Golkar mendatang hendaknya figur yang benar-benar dikehendaki rakyat dan mampu melaksanakan amanat rakyat, karena sekarang keinginan rakyat itu dirasakan belum terpenuhi.
"Rakyat rindu capres yang benar-benar bisa meningkatkan kesejahteraan mereka, agar mereka bisa hidup secara wajar, termasuk dalam memberikan pendidikan kepada anak dan kesehatan," kata politisi senior Golkar, Pinantun Hutasoit, di Jakarta Sabtu.
"Dengan presiden mendatang, semoga kita tidak dengar lagi pendidikan dan kesehatan berbiaya tinggi, makin membengkaknya pengangguran, apalagi perlakuan terhadap rakyat seperti yang diderita korban lumpur Lapindo," katanya.
Ia mengakui, pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar M. Jusuf Kalla untuk maju sebagai capres Golkar merupakan tambahan energi baru bagi pemilu legislatif, daripada hanya sekedar sebagai `ban serep` seperti sikap sebelumnya.
Namun, setelah pemilu legislatif, Partai Golkar harus mengevaluasi kembali, siapa tokoh yang cocok untuk diusung sebagai capresnya.
Dalam hal ini, menurut Pinantun, Golkar harus jeli dan cermat terhadap apa yang dikehendaki rakyat.
"Kalau pada akhirnya, hasil evaluasi menentukan capres Partai Golkar adalah tokoh selain Jusuf Kalla, maka JK harus berbesar hati karena dia telah menjadi `king maker`," ujarnya.
Tokoh yang cocok untuk diusung Partai Golkar sebagai capres adalah tokoh yang mampu melaksanakan amanat rakyat, tokoh yang `layak jual`, sehingga karenanya rakyat menjatuhkan pilihan kepadanya.
Mengenai tokoh, menurutnya Partai Golkar mempunyai banyak cadangan. Mereka bisa saja tokoh yang dulu dibesarkan Golkar atau dari keluarga besar Golkar. Ia menyebutkan beberapa nama termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Mengenai pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan presiden, mantan anggota dewan penasehat DPP Golkar ini mengharapkan keduanya berjalan baik dan lancar.
Ia berpendapat, adanya kecemasan di kalangan masyarakat bahwa pemilu bisa gagal berkaitan kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan banyaknya golput, itu wajar.
"Kinerja KPU harus diperbaiki, demikian pula kinerja partai politik dan tokoh-tokohnya. Jangan buat rakyat kecewa, apalagi kehilangan kepercayaan karena umbar janji tapi tak punya program yang bisa diandalkan."
Pinantun juga berharap kewaspadaan semua pihak, `karena kegagalan pemilu di Indonesia tentu diharapkan oleh pihak-pihak luar yang tak menghendaki Indonesia bersatu, maju dan kuat.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009