Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Internasional tengah mempertimbangkan beberapa skenario untuk Olimpiade Tokyo di tengah pandemi virus corona, namun pembatalan tidak termasuk di dalamnya, kata Presiden IOC Thomas Bach kepada New York Times seperti dikutip Reuters, Jumat.
Panitia penyelenggara perhelatan multicabang terbesar di dunia ini sudah berulang kali menyatakan bahwa Olimpiade ini akan dimulai pada 24 Juli seperti sudah dijadwalkan sekalipun penyebaran virus mirip flu burung itu semakin luas ke seluruh dunia sehingga berbagai event olah raga dihentikan.
Virus corona yang mulai menyebar di China akhir tahun lalu itu sudah menewaskan lebih dari 10.000 di seluruh dunia, sehingga memicu kekhawatiran bahwa Olimpiade akan ditunda atau dibatalkan.
Baca juga: Obor Olimpiade tiba di Jepang dari Yunani
Namun demikian Bach menyatakan IOC membuang jauh-jauh skenario pembatalan Olimpiade ini.
"Pembatalan tidak masuk agenda. Kami bertekad menyukseskan Olimpiade ini," kata dia.
Sebuah gugus tugas IOC yang melibatkan Organisasi Kesehatan Dunia sudah memutuskan bahwa terlalu dini memutuskan bagaimana mengelola dampak pandemi terhadap Olimpiade Tokyo.
"Kami tak tahu situasi yang akan terjadi," kata dia. "Tentu saja kami mempertimbangkan skenario-skenario lain, namun kami berbeda dengan kebanyakan organisasi olahraga atau liga profesional lain kami masih empat setengah bulan dari Olimpiade."
Baca juga: Geser jadwal Olimpiade lebih mungkin ketimbang pembatalan
"Yang membuat krisis ini sangat unik dan sangat sulit diatasi adalah ketidakmenentuan. Tak ada orang yang saat ini bisa mengatakan apa perkembangan mendatang, apa yang terjadi dalam satu bulan, apalagi empat bulan ke depan."
Jepang diperkirakan bakal menyambut 600.000 pendukung dan atlet seluruh dunia dalam Olimpiade itu yang sudah menghabiskan dana sponsor miliaran dolar dan paling tidak 12 miliar dolar untuk persiapan.
Bach menyatakan keputusan akhir mengenai Olimpiade ini tidak akan diputuskan oleh kepentingan ekonomi. Melindungi kesehatan semua orang yang terlibat dan membendung virus ini adalah tujuan utama, kata dia.
Baca juga: Perenang desak AS lobi penundaan Olimpiade
Baca juga: Olimpian kecam IOC jika "ngotot" gelar Olimpiade 2020 di kala pandemi
"206 komite Olimpiade nasional dan federasi-federasi olahraga internasional sudah mengutarakan bahwa dunia pada situasi yang sangat sulit dan memprihatinkan ini memerlukan simbol harapan. Jadi bagi kami, karena tidak tahu berapa panjang terowongan ini, kami ingin api Olimpiade menjadi cahaya di ujung terowongan itu..."
Belakangan ini beberapa atlet, termasuk juara OIimpiade senam kuda lompat Katerina Stefanidi, menuduh IOC mempertaruhkan kesehatan para atlet dengan mendesak mereka terus berlatih ketika banyak negara menerapkan lockdown.
Baca juga: Olimpian pertanyakan IOC yang tampak tanpa Plan B soal Olimpiade Tokyo
Bach, mantan atlet anggar peraih medali emas Olimpiade, mengungkapkan bahwa dia bersimpati kepada para atlet.
"Kami berada di situasi yang sama yang Anda dan seluruh dunia hadapi. Ini situasi yang luar biasa unik yang membutuhkan solusi-solusi yang luar biasa."
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020