"Selain harganya terjangkau, kualitas laptop bermerek lokal tidak kalah saing dengan produk bermerek ternama," kata General Manager PT Sasana Boga, pengelola pusat perbelanjaan produk TI di Surabaya, Hi Tech Mall, Rudy Sukamto, Sabtu.
Ia mengakui, untuk saat ini produk TI bermerek lokal memang belum mampu menggeser penjualan laptop bermerek. Kini, dari total penjualan laptop hanya sekitar 20 persen yang menjadi pangsa pasar laptop lokal.
"Namun, kami tetap yakin penjualan laptop lokal bakal bisa menyaingi penjualan laptop bermerek. Apalagi, standar harga yang ditetapkan laptop lokal selalu menggunakan mata uang rupiah dan tidak berpatokan pada nilai tukar dolar Amerika Serikat," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, laptop bermerek seperti Acer, Asus, Toshiba, Sonny, dan sebagainya untuk kondisi saat ini memang masih mendominasi pasar, karena produk itu sudah memiliki tempat di hati para pengguna laptop di Indonesia.
"Namun, saat ini saat yang tepat bagi laptop lokal untuk menunjukkan kualitasnya. Jadi, mereka bukan hanya sekedar menjual barang murah. Akan tetapi, kualitas produknya benar-benar terbukti. Jika hal itu terjadi, kami optimistis laptop merek lokal seperti A-Note, Axioo, Advance, Zyrex, Byon, dan lainnya semakin bisa diterima di pasaran," katanya.
Sementara itu, kata dia, saat ini penjualan produk teknologi informasi (TI) di pusat perbelanjaan Hi-Tech Mall Surabaya mengalami penurunan berkisar antara 5-10 persen dari kondisi normal.
"Penurunan ini, terimbas masa kampanye sejumlah partai politik menjelang Pemilihan Umum 2009. Padahal, kami menargetkan penjualan selama kuartal pertama tahun ini bisa tumbuh sekitar 30 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya," katanya.
Faktor pemicu penurunan ini, jelas dia, karena tingkat kekhawatiran masyarakat Surabaya saat bepergian untuk bertransaksi di mal itu selama masa kampanye cenderung tinggi.
"Bila per hari Hi-Tech Mall bisa menarik 25.000-30.000 pengunjung saat musim liburan atau sekitar 20.000 pengunjung/hari saat hari normal, kini selama masa kampanye justru berdampak negatif pada volume kunjungan di mal ini sampai turun 5-10 persen," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009