"Dia kan belum satu tahun jadi Kapolsek dan cukup berprestasi saat menjadi Kapolsek. Mengapa dipindahkan ke tempat lain tanpa jabatan. Seharusnya, dimutasikan ke tempat lain yang lebih tinggi jabatannya," kata Neta di Jakarta, Sabtu.
Ia menduga mutasi Theresia bukan dalam rangka promosi tapi demosi karena jabatan barunya adalah penyidik biasa di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Saat menjadi Kapolsek, dia cukup tegas dan berani bertindak. Terakhir ia membongkar klinik aborsi yang telah berlangsung bertahun-tahun tanpa tersentuh hukum," katanya.
Theresia juga dianggap rajin memberantas premanisme dan kejahatan jalanan serta gangguan keamanan lainnya.
Untuk itu, ia mendesak Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Ike Edwin dan Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono selalu atasnya untuk memberikan penjelasan terbuka terkait mutasi ini.
IPW menduga ada permainan tidak sehat di internal kepolisian hingga menyebabkan dia dimutasi.
Keterangan yang dihimpun ANTARA menyebutkan, mutasi Theresia ke penyidik di reserse umum tidak tepat dan seharusnya menjadi penyidik narkoba karena dia sarat pengalaman dalam kasus narkoba.
Mutasi ini diduga terkait dengan keberanian dia membongkar klinik aborsi padahal klinik itu sudah bertahun-tahun beroperasi tanpa ditindak oleh Polsek Metro Johar Baru dan Polres Metro Jakara Pusat sama sekali.
Bahkan Theresia sempat menyamar sebagai calon pasien sebelum menggerebek klinik itu. Keputusan ini menunjukkan bahwa pimpinan Polda Metro Jaya sudah tidak percaya lagi pada anggota yang telah lama berdinas di Polsek itu.
Dia pula yang memimpin langsung penggerebekan dan pembongkaran saluran air yang berisi janin hasil aborsi.
Theresia juga dikenal tegas kepada anggotanya namun tindakan itu dilakukan agar anggota lebih disiplin dalam bekerja sebagai polisi.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009