Semarang (ANTARA News) - Tim bulu tangkis Indonesia masih mempunyai peluang untuk merebut lambang supremasi bulu tangkis dunia beregu campuran Piala Sudirman yang akan berlangsung di Guangzhou, China, Mei 2009.

Kakak beradik mantan pebulu tangkis nasional, Hastomo Arbi dan Heryanto Arbi yang dihubungi secara terpisah dari Semarang, Sabtu, mengatakan, dengan materi pemain yang ada sekarang ini peluangnya tetap ada meskipun sangat berat.

Pahlawan bulu tangkis Piala Thomas 1984, Hastomo Arbi menyebutkan, negara-negara yang memiliki materi pemain yang merata seperti tuan rumah China, Korea , dan Denmark sehingga melawan mereka tinggal sepandai-pandainya menyusun strategi.

China, kata dia, memiliki kekuatan merata untuk semua nomor, baik tunggal putra-putri, ganda putra-putri, dan ganda campuran, terbukti dengan dominasi negara tersebut dalam berbagai event bulu tangkis internasional.

Korea juga memiliki kekuatan untuk nomor ganda putra-putri, dan campuran, sedangkan Denmark memiliki kekuatan menonjol di tunggal putral, tunggal putri, dan ganda putra, serta campuran. Di lain pihak,  Malaysia memiliki kekuatan menonjol di tunggal putra dan ganda putra.

Ia menambahkan, hasil kurang bagus yang dicapai pebulu tangkis Indonesia pada berbagai turnamen internasional seperti All England, Swiss Super Series, dan lain sebagainya belum bisa menjadi tolok ukur.

Menurut dia, pertandingan di nomor perorangan berbeda dengan beregu.

Juara All England dua kali Heryanto Arbi mengatakan, selama ini Indonesia mengandalkan pada tiga nomor yaitu tunggal putra, ganda putra, dan campuran, sedangkan untuk putri tampaknya cukup berat.

"Siapapun yang kita hadapi, harus bisa mengamankan tiga nomor tersebut, syukur-syukur di tunggal dan ganda putri bisa mencuri angka," katanya.

Kedua mantan pebulu tangkis PB Djarum Kudus itu sepakat untuk menghadapi Piala Sudirman, pebulu tangkis tunggal putra Taufik Hidayat dimasukkan dalam tim untuk memperkuat tim.

"Akan lebih baik kalau Taufik yang sudah keluar dari pelatnas PBSI itu dimasukkan dalam tim," kata Hastomo dan Heryanto Arbi. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009