Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat sore menguat hingga di bawah angka Rp11.500 per dolar, karena pelaku masih membeli rupiah, meski pada siang hari sempat merosot hingga di atas level tersebut.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp11.450/11.460 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.480/11.490 per dolar atau naik 30 poin.
Analis Valuta Asing, Bank Himpunan Saudara, Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, kenaikan rupiah pada sore agak tertahan oleh turunnya tingkat suku bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang makin berat.
Penurunan BI Rate itu membuat pelaku pasar hati-hati bermain di pasar uang pada sore, sehingga transaksi terhadap rupiah agak berkurang, katanya.
Rupiah pada pagi hari menguat tajam hingga mencapai angka Rp11.300 per dolar AS, bahkan diperkirakan akan bisa mencapai angka Rp11.000 per dolar dalam beberapa bulan mendatang, namun penguatan rupiah tertahan oleh keputusan RDG itu.
Menurut Rully Nova, rupiah akan kembali menguat, karena penanaman modal asing masih terjadi, dan perjanjian kerjasama currency swap (pertukaran mata uang) dengan China dan Jepang memberikan keyakinan pasar bahwa pemerintah sangat menjaga mata uang lokal itu.
"Kami optimistis pasar uang akan tetap terjaga, karena BI memiliki tambahan cadangan devisa sehingga tekanan pasar yang negatif akan dapat diatasi lebih cepat," katanya.
Apalagi, lanjut dia pasar Indonesia yang dinilai aman dan memberikan kepercayaan investor untuk kembali masuk ke pasar domestik mendukung keyakinan bahwa rupiah akan tetap membaik.
Karena itu, peluang rupiah untuk mencapai angka Rp11.000 per dolar AS sebenarnya cukup besar, ucapnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009