Brisbane (ANTARA News) - Perdana Menteri Kevin Rudd meminta maaf karena memarahi seorang pramugari pesawat VIP Angkatan Udara Australia (RAAF) gara-gara makanan diet tanpa daging merah yang dipesannya tidak tersedia dalam penerbangan dinasnya dari Papua New Guinea (PNG) ke Canberra Januari lalu.

Pemimpin Oposisi Malcolm Turnbull menyindir pengakuan dan permintaan maaf terbuka Rudd kepada pers di London itu karena Rudd dipandang Turnbull hanya mau mengatakan kebenaran kalau terpaksa saja, demikian laporan Harian "The Australian", "ABC", dan Stasiun TV "Channel Seven", Jumat.

Kritik Turnbull terhadap Rudd berkaitan dengan "insiden" di atas pesawat RAAF yang membawa pemimpin Australia dan rombongannya itu kembali ke Canberra sepulang dari menghadiri Forum Pasifik Januari lalu itu merujuk pada fakta bahwa Rudd baru mengaku hal tersebut setelah diberitakan media grup "News Limited".

Turnbull mengatakan, Rudd selalu punya alasan untuk minta maaf tapi mengapa kebenaran tentang insiden ini sebelumnya disangkal.

PM Rudd sendiri mengakui bahwa dia tetaplah seorang manusia yang bisa khilaf. Untuk itu, dia meminta maaf kepada pramugari berusia 23 tahun yang sempat dibuatnya menangis itu.

Selama perjalanannya ke luar negeri untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Washington DC dan menghadiri KTT Kelompok 20 (G-20) di London ini, setidaknya Rudd sudah dua kali diganggu isu yang menyangkut dirinya dan anggota kabinetnya.

Saat masih di Washington DC 26 Maret lalu, Menteri Pertahanan Joel Fitzgibbon juga dipaksa untuk meminta maaf secara terbuka setelah skandal jalan-jalan gratisnya ke Beijing dan Shanghai, China, pada 2002 dan 2005 menjadi isu politik yang dipakai kubu oposisi untuk menekan Rudd memecat Fitzgibbon.

Rudd mengaku kecewa dengan sikap menterinya yang tidak menjelaskan perihal perjalanannya atas biaya pengusaha wanita China, Helen Liu, itu sebelum skandal ini terungkap ke publik namun dia menghargai permintaan maaf dan tetap meyakini kinerja Fitzgibbon. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009