Ende, Flores (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya terus mengajak warga masyarakatnya untuk tetap menggunakan hak politiknya pada 9 April 2009, meski bertepatan dengan Kamis Putih.

"Jadilah warga gereja 100 persen, dan warga negara juga 100 persen. Tetaplah ke gereja untuk rayakan Kamis Putih dan tetap juga menggunakan hak pilih pada 9 April," katanya di Ende, Pulau Flores, Jumat.

Lebu Raya mengemukakan hal ini ketika berdialog dengan para pelajar di SMA Katolik Syuradikara Ende, masyarakat di Kecamatan Maukaro dan Detusoko di wilayah Kabupaten Ende.

Gubernur NTT terus mengingatkan hal tersebut kepada masyarakatnya sehubungan dengan pergeseran waktu pelaksanaan pemilu di Kabupaten Flores Timur dan Lembata pada 14 April 2009, karena pemilu 9 April bertepatan dengan perayaan Kamis Putih.

Pada perayaan Kamis Putih, semua umat Katolik ke gereja untuk beribadah mengenang perjamuan malam terakhir antara Yesus Kristus dengan murid-muridNya sebelum wafat di kayu salib pada hari Jumat yang dikenang umat kristiani dunia sebagai Jumat Agung.

Dalam tradisi gereja Katolik di Flores Timur, Kamis Putih merupakan puncak persiapan umat Katolik setempat untuk melaksanakan Prosesi Jumat Agung pada keesokan harinya.

Pada Kamis Putih, Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur menjadi sepi, karena umat Katolik setempat hening dalam doa untuk menyambut perarakan Patung Bunda Maria Reinha Rosari dan Patung Yesus Kristus pada Jumat Agung yang sudah berlangsung ratusan tahun itu.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, KPU akhirnya memutuskan untuk menggeser waktu pelaksanaan pemilu legislatif di Flores Timur dan Lembata pada 14 April 2009.

Di sisi lain, warga masyarakat setempat juga menolak menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), karena lebih memilih ke gereja untuk merayakan Kamis Putih.

Pada saat Kamis Putih, umat Katolik di Lembata juga berlayar menuju Larantuka di ujung timur Pulau Flores itu untuk mengikuti liturgis keagamaan tersebut menyambut tibanya Prosesi Jumat Agung.

Gubernur Lebu Raya mengatakan, pergeseran waktu pelaksanaan pemilu legislatif di Flores Timur dan Lembata tersebut, karena berbagai macam pertimbangan dimaksud sehingga KPU mengambil kebijakan untuk mengadakan pemilu susulan di dua kabupaten tersebut.

"Atas dasar itu, saya mengajak umat kristiani di daerah lainnya di NTT untuk tetap ke TPS pada 9 April guna menyalurkan aspirasi politiknya pada saat itu. Janganlah menjadi kelompok golongan putih (Golput). Suara anda akan menentukan perjalanan bangsa dan negara selanjutnya," kata Gubernur Lebu Raya.

"Jadilah warga gereja 100 persen, dan jadilah pula warga negara 100 persen," tambahnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009