Jakarta (ANTARA) - Jauh sebelum perhatian kita teralih pada layar ponsel, komputer dan televisi, waktu luang terasa menyenangkan saat dihabiskan bersama teman.
Tak ada salahnya menghidupkan lagi permainan tradisional yang bisa dilakukan di dalam rumah, terutama ketika sebagian masyarakat sedang melakukan pembatasan sosial.
Anda bisa melakukannya bersama anggota keluarga, atau mengenalkan pada buah hati yang lebih familier dengan permainan digital.
Baca juga: Anak-anak Hongaria belajar membatik dan bermain congklak
Baca juga: Main congklak digital di Galeri Indonesia Kaya
Congklak
Permainan tradisional ini bisa dilakukan oleh dua orang yang saling berhadapan di depan papan berlubang. Total ada 16 lubang. Setiap pemain menghadapi tujuh lubang kecil dan satu lubang besar di setiap sisi.
Congklak biasanya memakai kerang kecil sebagai biji, tapi Anda bisa mengakalinya dengan biji atau batu-batu kecil.
Setiap lubang diisi dengan tujuh kerang, pemain bisa memilih lubang yang akan diambil, lalu meninggalkan satu kerang di setiap lubang berlawanan dengan arah jarum jam.
Permainan dinyatakan selesai bila semua kerang sudah berada di lubang besar pemain. Siapa yang punya kerang paling banyak adalah pemenang.
Congklak butuh strategi dan kemampuan untuk berhitung, bagaimana pemain bisa mengatur agar ia mendapat sebanyak mungkin kerang.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020