Jakarta (ANTARA News) - Tiga parpol "besar" yakni Partai Demokrat (PD), Partai Golkar dan PDIP masing-masing berpotensi memenangkan pemilu legislatif (Pileg) 9 April 2009, demikian survei Puskaptis. Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis, terkait hasil survei tentang perilaku pemilih terhadap Pileg 2009 yang dilakukan Puskaptis periode 16 - 24 Maret 2009. Survei melibatkan 1.250 responden yang tersebar di 33 provinsi, 75 kabupaten, 300 kecamatan, 600 desa / kelurahan dengan margin error 3 persen dan tingkat keyakinan 95 persen. Menurut Husin, dari survei untuk Pileg 2009, reponden telah menentukan pilihannya, yaitu PDIP mendapatkan pilihan dari 19,60 persen, PD (19,18), Golkar (18,26), PKS (8,78), PPP (3,50), Gerindra (2,46), PAN (2,16), PKB (1,67), Hanura (1,35), PBB (0,35), dan PDS (0,19 persen). "Persaingan ketat terjadi pada PDIP, PD dan Golkar yang selisih angkanya masih di bawah margin error 3 persen, sehingga ketiga parpol memiliki potensi menang," katanya. Husin menjelaskan, besarnya suara atas tiga parpol karena masing-masing memiliki pemilih yang `fanatik` dan program dalam kampanye yang ditawarkan menarik bagi responden, serta khusus PD dan Golkar karena banyak responden merasa puas terhadap pemerintahan SBY-JK. Tingkat kepuasan terhadap pemerintahan SBY-JK dalam survei itu mencapai 55,50 persen, yang menyatakan tidak puas 34,70 persen, dan tidak menjawab 9,80 persen responden. Mayoritas responden atau 84,56 persen menginginkan perubahan dan pembaruan, hanya 4,90 persen yang tidak menginginkan perubahan, dan 21,52 persen yang tidak menjawab. Perubahan yang diinginkan responden yakni 22,64 persen bidang ekonomi, 21,52 persen sektor lapangan kerja, 21,17 persen sektor kesejahteraan sosial, 14,38 persen bidang pendidikan, 14,37 persen kesehatan, 2,52 persen pertanian, 1,94 persen bidang sosial dan hanya 1,46 persen bidang hukum. Terkait persepsi terhadap Pemilu, 93,50 persen responden mengetahui Pileg pada 9 April, sedang 5 persen tidak tahu dan 1,50 persen masih bingung. Husin menambahkan, dari survei itu potensi golput mencapai 35-40 persen, antara lain disebabkan masalah administrasi, seperti tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT), dan alasan politis akibat banyaknya parpol dan sikap apatis. Dalam survei itu menunjukkan 78,5 persen responden mengetahui cara memilih dengan mencentang, 6 persen tidak tahu, dan 15,50 mengaku masih bingung.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009