Dili (ANTARA News/AFP) - Para donatur internasional untuk pembangunan Timor Leste menyelenggarakan pertemuan tiga hari, mulai Kamis ini, untuk membahas bagaimana mempertahankan keamanan negeri ini sekaligus mempromosikan pembangunan di negara termuda yang juga salah satu negara termiskin di dunia itu.

Pertemuan yang melibatkan pemerintahan beberapa negara, organisasi swadaya masyarakat, Perserikatan Bangsa Bangsa dan Bank Dunia ini akan memfokuskan perhatian pada pemajuan perdamaian dan pengurangan angka kemiskinan yang terus naik akibat dampak krisis ekonomi global.

"2009 akan menjadi tahun yang sulit karena harus menghadapi krisis keuangan internasional dan turunnya harga minyak yang dengan tajam menurunkan pendapatan minyak Timor Leste," bunyi satu pernyataan resmi pemerintah.

"Tantangannya adalah mengkonsolidasikan reformasi pada bidang keamanan dan pertahanan, meningkatkan efisiensi dan berkelanjutannya program jaring pengaman sosial, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta pengurangan kemiskinan dalam jangka panjang," demikian pemerintah Timor Leste.

Konferensi akan dimulai dengan digelarnya pertemuan bilateral antar pemerintah, Bank Dunia dan PBB.

Negara yang memerdekan diri dari Indonesia pada 2002 ini pernah dihantam konflik separatisme hebat pada 2006 setelah ratusan tentara deserse dan meletuskan pemberontakan yang membuat 37 orang tewas dan 100 ribu warga terusir dari tempat tinggalnya.

Pasukan stabilitas keamanan yang disponsori PBB kemudian merehabilitasi kondisi keamanan negeri itu dan mengembalikan pengungsi ke tempat tinggalnya, namun negeri ini tetap menghadapi ancaman perpecahan, apalagi sekitar setengah dari jumlah penduduknya hidup kurang dari 88 sen dolar AS (Rp8 ribu) per hari. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009