Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi mengalami kenaikan tajam 140 poin menjadi Rp11.540/11.570 per dolar AS dibanding penutupan Rabu Rp11.680/11.690 per dolar.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Kamis mengatakan, rupiah masih berpeluang menguat lagi hingga Rp11.500 per dolar AS. Hal ini disebabkan sentimen pasar yang tetap positif terhadap mata uang lokal itu.

Rupiah, menurut dia sepanjang pekan ini cenderung tidak menentu atau fluktuatif karena beragam sentimen yang muncul di pasar. Bahkan rupiah sempat menguat meski kenaikannya tidak tinggi, padahal dolar di pasar global mengalami kenaikan terhadap mata uang utama Asia.

Ia mengatakan, faktor utama rupiah yang masih bisa bertengger di atas Rp11.500 per dolar AS, karena pelaku pasar optimis Bank Indonesia (BI) akan masuk pasar apabila kondisi rupiah akan semakin tertekan.

BI dengan cadangan devisa yang cukup kuat setelah mendapat tambahan cadangan devisa dari forum Asean didukung oleh bank sentral China dan Jepang, optimis akan dapat menjaga rupiah sehingga tidak terpuruk.

Rupiah sebelumnya sempat mencapai Rp11.740 per dolar AS bahkan dikhawatirkan akan dapat menembus angka Rp12.000 per dolar AS, namun setelah adanya laporan bahwa BI mendapat tambahan dana cadangan devisa, maka pelaku pasar optimis rupiah akan terjaga.

Ia juga mengatakan, ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh apalagi ada dinamika pemilihan umum yang sedikit banyak membantu pertumbuhan ekonomi akibat mengalirnya dana pengusaha lokal ke pasar domestik.

Pasar Indonesia masih tumbuh bila dibanding dengan negara lain di Asia, karena daya beli masyarakat masih ada. Hal ini yang menyebabkan rupiah masih fluktuatif, tuturnya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009