London (ANTARA News) - Seorang pria yang ikut dalam demosntrasi saat pertemuan puncak G20, di London Rabu, ditemukan tewas, setelah pingsan di satu kamp protes di dekat Bank of England di London tengah, demikian laporan Sky news dengan mengutip sumber polisi, Rabu.

Tak ada perincian lebih lanjut yang diberikan mengenai kondisi pria yang tewas tersebut, tapi wartawan Sky news yang dikutip Xinhua melaporkan bahwa pria sudah pingsan sebelum ada yang menolongnya.

Sebelum matahari terbenam, satu siaran pers Metropolitan Police menyatakan sebanyak 32 orang ditangkap, setelah pemrotes memecahkan kaca jendeal Royal Bank of Scotland dan bentrok dengan polisi.

Ribuan orang berkumpul di luar Bank of England, Royal Exchange dan Royal Bank of Scotland di pusat bisnis London dan mendirikan kamp disana guna menyampaikan kemarahan mereka kepada para bankir bertumbuh tambun "yang tak bertanggung jawab dan serampangan", yang mengantungi bonus besar bahkan ketika semua bank terjerembab ke dalam kesulitan.

Berton-ton pasir ditumpukkan buat anak-anak agar mereka bisa melancarkan "protes pasir" mereka sementara pengunjuk rasa dewasa memasang tenda dan kantung tidur untuk memperlihatkan keprihatinan mereka mengenai perubahan iklim.

Pada malam menjelang pertemuan puncak G20, perusuh bergabung dengan pegiat lingkungan hidup, anti-kapitalisme serta anti-perang guna melancarkan protes "dengan jumlah peserta yang tak pernah ada sebelumnya" dengan tujuan melumpuhkan London.

Protes tersebut berjalan sangat damai pada tiga jam pertama, ketika semua jalan menjadi lahan pesta, sementara pemrotes menari, menyanyi, berjalan berkeliling dengan membawa slogan mereka.

Namun, ketika polisi mulai mengepung pemrotes dan tak mengizinkan mereka keluar atau masuk, sebagian pemrotes mulai memecahkan kaca jendela.

Sebelumnya, Kepala Polisi Metropolitan, Simon O`Brien mengatakan pertemuan puncak G20 di London telah menarik "protes dalam jumlah yang sangat banyak dan tak pernah terjadi sebelumnya" dari berbagai tempat.

"(G20) ini adalah operasi yang terbesar, yang paling menantang dan paling rumit buat polisi," kata O`Brien pada suatu taklimat di London, Senin sore.

Meskipun menghadapi tantangan, O`Brien menjamin masyarakat, "Kami memiliki perwira polisi yang paling berpengalaman dalam tugas dan telah sangat terlatih."

Ditambahkannya, Polisi Metropolitan menghadapi 4.5000 demonstrasi serupa setiap tahun.

"Kami siap melakukan operasi dan siap beroperasi," tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009