Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic dikabarkan mengecam Luka Jovic karena penyerang Real Madrid itu mengabaikan instruksi isolasi di negaranya.
Penyerang berusia 22 tahun itu kabur dari masa isolasi dan terlihat berpesta di jalanan Beograd setelah kembali ke tanah Serbia untuk merayakan ulang tahun pacarnya.
Jovic sebelumnya disarankan untuk tidak kembali ke negara asalnya dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 225.000 orang di seluruh dunia dan mengakibatkan lebih dari 9.000 meninggal.
Spanyol menjadi salah satu negara dengan kasus terbanyak pandemik tersebut, yang mencapai lebih dari 17.000 kasus dan 767 orang meninggal.
"Kami mendapatkan contoh yang buruk dari para pemain sepak bola kami, yang dibayar dengan sangat tinggi, mengabaikan isolasi diri setelah kembali ke rumah," kata Brnabic yang dikutip media Spanyol AS pada Kamis (19/3).
Brnabic dan pemimpin lainnya mendesak seluruh warga Serbia menahan diri dari keinginan kembali ke kampung halaman demi membatasi penyebaran virus. Akan tetapi, pada kenyataannya lebih dari 45 ribu warga kembali ke Serbia tanpa melakukan isolasi diri.
“Kami telah menulis laporan kriminal terhadap beberapa atlet terkenal ini. Orang-orang ini akan merespons ketika pengadilan memutuskan bahwa saatnya telah tiba untuk mempertanggung jawabkan tindakan mereka,” ujar Menteri Dalam Negeri Serbia Nebojsa Stefanovic.
Jovic dibeli Real Madrid dari Eintracht Frankfurt dengan harga tinggi hingga 53 juta poundsterling (sekitar Rp972 miliar) pada 2019, meski begitu ia masih belum menunjukkan performa terbaiknya bersama Los Blancos dengan hanya mencetak 2 gol dan 2 assist dalam 24 pertandingan.
Baca juga: Jovic pastikan tampil di Piala Eropa tak ganggu persiapan Real
Baca juga: Luka Jovic ingin berkolaborasi dengan Benzema
Baca juga: Real Madrid resmi dapatkan Luka Jovic dari Frankfurt
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020