Hasil karya dari kelima siswa sebanyak 50 liter. Itu nantinya akan di bagikan secara gratis ke masjid dan sekolahan

Sidoarjo (ANTARA) - Siswa SMA Muhamadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo, Jawa Timur menggunakan lidah buaya sebagai bahan dasar pembuatan cairan pembersih tangan untuk selanjutnya dibagikan kepada masjid-masjid di kabupaten setempat sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19.

Siswa Kelas X Smamita Taman, Bunga Okta Mutiara Prihandini, di Sidoarjo, Kamis mengatakan pembuatan cairan pembersih tangan dilakukan menyusul langkanya penjualan cairan pembersih tangan di pasaran akhir-akhir ini.

"Cairan pembersih tangan ini dibuat dari bahan-bahan yang sederhana seperti ekstrak lidah buaya, alkohol 96 persen, glicerol 65 persen, dan beberapa bahan lainnya," katanya.

Ia mengatakan kemudian cairan tersebut dicampur dengan ukuran tertentu, selanjutnya dikemas ke dalam botol.

"Penggunaan lidah buaya merupakan pelembab alami untuk melembutkan kulit. Cara pembuatannya cukup sederhana yang pertama lidah buaya, diambil dagingnya yang berwarna putih. Kemudian dihancurkan dan di ambil ekstraknya," katanya.

Baca juga: BPOM ingatkan warga tidak racik sendiri cairan pembersih tangan

Ia mengatakan pembuatan cairan pembersih tangan itu sudah dilakukan beberapa tahun lalu untuk kalangan sendiri.

"Karena sekarang ini ada penyebaran virus corona, dan cairan pembersih tangan itu langka. Maka kami bersama lima siswa Smamita Taman memperbanyak lagi jumlahnya," katanya.

Ia mengatakan guna menghadapi situasi seperti itu siswa Smamita Sidoarjo membuat sendiri cairan pembersih dari tanaman lidah buaya.

Kepala Sekolah Smamita Taman Sidoarjo, Zainal Arif, mengatakan meskipun saat ini para siswa diliburkan, beberapa siswa memilih membuat cairan pembersih tangan untuk kepentingan orang lain.

Hasil karya mereka nantinya akan diberikan secara gratis ke masjid-masjid dan sekolah.

"Hasil karya dari kelima siswa sebanyak 50 liter. Itu nantinya akan di bagikan secara gratis ke masjid dan sekolahan," katanya.

Baca juga: Pakar: Jangan berlebihan cuci tangan pakai disinfektan
Baca juga: SMKN 1 Garut produksi "hand sanitizer" sendiri untuk cegah corona

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020