Jakarta (ANTARA News) - "Deadline" atau tenggat waktu 60 hari yang diberikan Presiden Amerika Serikat Barack Obama bagi General Motors Corp yang berkedudukan di AS tidak mempengaruhi keberadaan General Motors Auto World Indonesia (GMAI). "Saya rasa apa pun hasil dari `deadline` 60 hari yang diberikan Obama pada GM Corp tidak berpengaruh bagi Indonesia, apalagi rencana investasi di Indonesia," kata Managing Director General Motors Auto World Indonesia (GMAI), Mukiat Sutikno, kepada ANTARA di Jakarta, Rabu. Justru ia merasa lebih optimistis bahwa pergantian Chief Executive Officer (CEO) GM Corp dari Rick Wagoner ke Fritz Henderson pada Senin (30/3) akan lebih membawa angin segar bagi rencana investasi di Indonesia. Pasalnya CEO saat ini pernah menjadi President Director GM Asia Pasifik sebelum dijabat oleh Nick Reilly saat ini. "Jadi dia akan lebih tahu tentang kondisi otomotif di Asia Pasifik termasuk di Indonesia," ujar Mukiat. Ia menambahkan bahwa prinsipal GMAI di AS mengetahui secara pasti kondisi pasar otomotif di Asia yang masih dapat tumbuh lebih besar lagi. Hal tersebut, menurut Mukiat, tercermin dari pertumbuhan ekonomi negara di kawasan Asia sendiri. "Untuk negara maju pertumbuhan itu sangat sedikit, sementara di Asia pertumbuhan masih bisa didorong lebih besar lagi," katanya. Sementara itu, terkait dengan "deadline" 60 hari yang diberikan Obama kepada GM untuk lebih memperamping beban keuangannya, ia merasa yakin bahwa CEO baru akan mampu memenuhi permintaan Gedung Putih tersebut bahkan sebelum 1 Juni 2009. Sebelumnya CEO GM Corp yang baru Fritz Henderson mengatakan penutupan beberapa pabrik GM lainnya dapat terjadi sebagai upaya untuk memenuhi permintaan Pemerintah AS. Presiden Obama sendiri mengancam untuk tidak memberikan bantuan lagi apabila GM tidak segera memperbaiki "initial plans" (rencana awal) yang telah dibuat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009