Pontianak (ANTARA News) - PT Bakrie Telecom Tbk meraih pendapatan kotor Rp2,805 triliun pada 2008, naik 67,8 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp1,672 triliun.
Corporate Communication Bakrie Telecom, A Noorman Iljas, dalam keterangan tertulis di Pontianak Senin menyatakan, catatan positif pendapatan itu semakin memperkokoh fundamental perusahaan untuk fokus mengejar target pertumbuhan operasional dan keuangan perusahaan di masa mendatang.
Meningkatnya pendapatan tersebut terutama didorong faktor kenaikan laju pertumbuhan pelanggan yang mencapai 91,2 persen dari 3,8 juta pada 2007 menjadi 7,3 juta.
Selain itu, pendapatan bersih perusahaan juga meningkat menjadi Rp2,202 triliun atau naik 70,7 persen dibanding tahun 2007 sebesar Rp1,289 triliun.
Nilai pendapatan sebelum pajak (Ebitda) pada tahun 2007 sebesar Rp545,4 miliar naik 50,9 persen menjadi Rp822,7 miliar.
Sementara itu laba operasional perusahaan naik 19,0 persen dari Rp318,3 miliar di tahun 2007 menjadi Rp378,6 miliar di tahun 2008. Kenaikan laba operasional ini membuat laba bersih Bakrie Telecom di tahun 2008 mencapai Rp136,8 miliar.
Pada tahun 2008, Bakrie Telecom membukukan kerugian kurs sebesar Rp44,5 miliar, menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari Rp9.419 menjadi Rp10.950.
Namun, lanjut dia, ini lebih merupakan dampak dari belanja modal dalam mata uang dolar AS yang dilakukan perusahaan selama tahun 2008. Sementara untuk hutang dalam mata uang asingnya, Bakrie Telecom telah melakukan lindung nilai.
Bakrie Telecom tetap optimis target perusahaan 10,5 juta pelanggan pada tahun 2009 meski iklim persaingan di Indonesia semakin ketat dengan mempertahankan semangat inovasi sehingga dapat menyajikan produk-produk yang lebih baik, cepat namun harganya terjangkau.
Bakrie Telecom juga akan mensinergikan layanan interlokal dan internasional sehingga dapat memberikan keuntungan bagi pelanggan. Ia menambahkan, selain itu perusahaan juga memperluas wilayah layanan secara nasional sehingga total jumlah kota yang dilayani sebanyak 64 kota.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009