Palembang (ANTARA News) - Wahana lingkungan hidup (Walhi) SumateraSelatan menuntut rencana pembangunan rel kereta api dariTanjung Enim, Muara Enim ke Linau, Bengkulu dibatalkan karena melanggarundang-undang dan merusak lingkungan.
Direktur Eksekutif WalhiSumsel, Anwar Sadat mengatakan, pembangunan rel kereta api (KA) yangsebagian besar lokasinya melalui hutan lindung bukit barisan tersebutbertentangan dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasisumber daya alam.
Rencana tersebut juga menyalahi ketentuan yang diatur Perpu Nomor 19Tahun 200 tentang kehutanan, katanya, di Palembang, Senin.
Ia mencontohkan, rencana pembangunan rel KA sepanjang 160 kilometertersebut diantaranya akan melalui kawasan Bukit Nanti Ulu OganKabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.
Kawasan Bukit Nanti tersebut merupakan hutan lindung dan sampai kinimasih hidup sejumlah binantang yang dilindungi, seperti harimausumatera, rusa dan tapir dan kambing hutan.
Satwa langka tersebut hidup berdampingi dengan penduduk yang bermukimdisekitar bukit tersebut dengan mata pencarian utama sebagai petanikopi, kata dia.
Menurut dia, kalau pemerintah merealisasikan rencana pembangunan rel KAtersebut maka akan banyak sekali kerugian yang akan dialami hutan danpenduduk yang bermukim pada sjeumlah kawasan yang dilalui jalur KAtersebut.
Apalagi pembangunan rel KA tersebut akan berdampak pada hilangnyabudaya masyarakat dalam melestarikan huan sebagi sumber mata air,tambah dia.
Ia mengatakan, selama ini warga Sumsle yang bermukim dilereng-lerengbukit barisan mengandalkan mata air dari hutan baik untuk kebutuhanhidup sehari-hari maupun guna mengaliri sawah.
Sehingga pembangunan tersebut akan berdampak pada menyusutnya debit airSungai Ogan dan sejumlah anak sungai yang selama ini mengalir danmemenuhi kebutuhan air bagi warga OKU, OKU Selatan dan sekitarnya, ujardia.
Pada tahun 1998 kawasan Bukit Nanti tepatnya di Kampung Satu DesaMendingin bencana amblasnya tanah yang mengakibatkan 20 unit rumahpenduduk masuk kedalam juga telah terjadi.
Dengan dibangunnya rel KA di wilayah tersebut kejadian yang lebih parahlagi diprediksi akan terjadi sehingga pemerintah diminta berpikir bijakdan membatalkan rencana pembangunan rel di kawasan itu, tambah dia.
Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Agusrin Najamuddinberkunjung ke Sumsel dan bertemu dengan gubernur setempat Alex Noerdinuntuk membicarakan kelanjutan pembangunan rel KA tersebut.
(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009