Di desa Samalore ada 30 unit rumah yang akan mendapatkan bantuan sebab masih masuk kategori tidak layak huni.
Luwuk, Banggai (ANTARA) - Sebuah rumah sederhana, pada pagi hari, Rabu (18/3), tiba-tiba ramai dikerumuni TNI, Polri dan masyarakat Desa Samalore, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Padahal, rumah beratapkan daun rumbia dengan dinding papan tipis dan berlantaikan tanah ini hanya dihuni keluarga pekerja serabutan dengan empat orang anaknya.
Sejumlah pria berpakaian loreng terlihat serius menarik tali seperti melakukan pengukuran di dalam rumah. Pun begitu dengan personel polisi dan masyarakat yang akrab dan saling bahu-membahu mengumpulkan pasir dan kerikil. Beberapa di antaranya terlihat bersiap melaksanakan tugas dengan sekop dan peralatan pertukangan.
Mereka adalah tim bedah rumah TMMD ke-107 yang ditugaskan untuk melakukan renovasi rumah milik Darmi (40), warga Desa Samalore. Sementara Darmi, hanya bisa sumringah melihat antusiasme masyarakat dalam bergotong royong membantu renov rumah sederhana keluarganya.
Wanita paruh baya ini mengungkapkan rumahnya memang sudah tak layak huni, namun sebagai pekerja serabutan Ia dan suaminya belum mampu mewujudkan mimpi membangun hunian layak bagi ke empat buah hatinya. Tapi kehadiran TMMD mengubah segalanya. Harapan Darmi dan keluarga bertumbuh, sebab salah satu programnya ialah perbaikan rumah.
“Selama ini kami tetap bertahan di rumah ini karena tak mampu untuk melakukan perbaikan. Apalagi saat ini suami saya hanya kerja serabutan dengan penghasilan tidak tetap per harinya,” ungkapnya tertunduk.
Untuk memerbaiki rumah sederhananya itu, kata Darmi, ia tak memiliki cukup uang. Sebab, penghasilan selama ini hanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan sembako untuk kehidupan keluarganya. Oleh karena itu, kehadiran TMMD ke 107 di Desa Samalore menjadi sebuah anugerah baginya dan keluarga.
Baca juga: Upacara pembukaan TMMD ditiadakan untuk cegah penularan virus Corona
Komanda Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD 107 Kodim 1308/LB, Letkol Infanteri Fanny Pantouw dalam kesempatan itu menyebutkan bahwa salah satu agenda pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam TMMD di Desa Samalore adalah rehab rumah warga. Ia menjelaskan ada 30 rumah yang akan mendapatkan bantuan rehab selama program TMMD berlangsung, salah satunya rumah milik Darmi.
“Di desa ini (Samalore) ada 30 unit rumah yang akan mendapatkan bantuan sebab masih masuk kategori tidak layak huni. Salah satunya ialah masih berlantai tanah. Untuk awal kami merencanakan rehab lantai dulu. Tapi jika anggaran memungkinkan kami akan rehab Aladin, atap lantai dan dinding,” terang pria berbadan tegap ini.
Perwira TNI yang juga menjabat sebagai Dandim 1308 Luwuk Banggai ini menyebutkan program rehab rumah juga tak lepas dari ucapan terima kasih serta bhakti TNI kepada masyarakat. Sebab, selama ini hubungan antara TNI dan masyarakat terjalin sangat baik sebagaimana slogan ‘TNI Bersama Rakyat’.
Terpisah, Kepala Desa Samalore, Bodduraja mengakui bahwa beberapa warganya memang masih tinggal di rumah tak layak huni. Oleh karena itu, ia sangat berterima kasih atas program TMMD yang menyasar kegiatan fisik dan nonfisik di desanya. Ia sangat mendukung seluruh program TMMD dan berharap semua dapat terselesaikan dengan baik.
“Saya bersama masyarakat akan turut berperan aktif dalam program ini. Segala perjuangan dan kedisiplinan yang diterapkan saya yakini sebagai bagian dari perjuangan untuk kepentingan warga Desa Samalore,” ungkap Alumni Universitas Muhammadiyah Luwuk tahun 2018 ini.
Baca juga: Satgas TMMD ajari anak-anak Kogir mandi yang bersih
Bodduraja juga mengimbau warganya untuk terus berperan aktif dalam program-program yang dilaksanakan TMMD ke 107, sehingga segala pembangunan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu. Ia bahkan menjamin semangat gotong royong akan tetap tertanam di hari masyarakat karena sejak lama telah diterapkan di desanya.
“Kegiatan rehab rumah akan cepat selesai jika semua bergotong-royong. Dengan begitu, program TMMD selesai dengan baik dan dampaknya dapat sesegera mungkin dirasakan masyarakat,” pungkasnya.
Diketahui, program TMMD ke 107 di Desa Samalore Kecamatan Toili dan Desa Arga Kencana Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai sejatinya hanya menyasar dua program dasar, yakni pembangunan jalan dan pembuatan plat duiker. Namun, Dandim 1308/LB Letkol Infanteri Fanny Pantouw menyisipkan beberapa program seperti rehab rumah bagi warga dan program nonfisik seperti pembentukan Sanggar Budaya dan Kerohanian serta penanaman vetiver, yakni tanaman penguat tebing.
Melalui sanggar kebudayaan dan kerohanian, kata Fanny, masyarakat dengan berbagai latar belakang suku dan agama dapat menyatu padu sehingga lebih mempererat tali silaturahmi masyarakat di dua kecamatan tersebut. Sementara untuk penanaman vetiver sendiri, Fanny mengungkapkan perlu dilaksanakan mengingat dua desa tersebut pernah diterjang banjir yang mengakibatkan korban jiwa.
Baca juga: Prajurit TNI menyalakan asa warga di pelosok Kampar
Pewarta: Stepensopyan Pontoh
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020