Bengkulu (ANTARA News) - Dua gajah Sumatera binaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Gia dan Paul mati ditembak saat beristirahat sebagai tunggangan petugas yang melakukan patroli pengamanan hutan.

Kepala BKSDA Bengkulu Andi Basrul saat jumpa pers, Senin mengatakan dua gajah yang berumur sekitar 20 tahun itu mati tertembak akhir pekan lalu saat mengikuti patroli rutin pengamanan kawasan hutan dari perambahan dan perburuan satwa dilindungi.

"Keduanya tertembak saat malam hari ketika petugas BKSDA beristirahat di hutan dan kedua gajah ini berada sekitar 500 meter dari tenda petugas, karena pagi harinya saat patroli akan dilanjutkan keduanya sudah mati,"katanya.

Kedua ekor gajah tersebut kata dia tertembak di bagian belakang telinga sebelah kanan dan satu buah proyektil berwarna kuning ditemukan di bangkai gajah.

Menurut Andi, pada 19 Maret lalu delapan anggota Polhut BKSDA bersama empat ekor gajah binaan atau gajah jinak PLG Seblat melakukan patroli pengamanan hutan.

Lokasi pengamanan yang cukup luas membutuhkan waktu patroli selama beberapa hari dan harus bermalam di hutan.

"Setelah memasuki hari keenam tepatnya tanggal 24 Maret pagi, saat tim akan melanjutkan patroli ternyata kedua ekor gajah ini sudah mati,"katanya.

Lokasi tertembaknya gajah kata dia sekitar 8 km dari camp PLG Seblat serta lebih kurang 6 km dari jalan poros perkebunan sawit milik PT Alno di Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara.

Hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan gambaran motif dan pelaku penembakan.

"Kita masih terus menyelidiki penembaknya karena kita menduga pelakunya pasti orang yang profesional,"katanya.

Andi mengatakan dengan kasus ini pihaknya akan tetap melakukan patroli pengamanan hutan dengan dibantu 18 ekor gajah binaan PLG Seblat lainnya.

"Kasus ini tidak akan membuat kita jera tetapi justru akan mencari pelakunya sampai ketemu dan akan tetap melakukan tugas rutin yaitu pengamanan hutan,"katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009