Doha (ANTARA News)- Para pemimpin Arab memulai KTT tahunan di Qatar, Senin dihadiri Presiden Sudan Omar al Beshir , yang dituduh terlibat kejahatan perang di Darfur , tetapi dikecam oleh Presiden Mesir Hosni Mubarak yang menyuramkan harapan-harapan untuk menyembuhkan pertikaian di kalangan Arab.
Seperti dilaporkan AFP, tujuhbelas kepala negara dari Liga Arab yang beranggotakan 22 negara dan PM Irak Nuri al Maliki hadir dalam pembukaan di mana Presiden Suriah Bashar al Assad mengucapkan pidato dalam pertemuan dua hari itu.
Beshir , yang tidak mengindahkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) 4 Maret atas tuduhan terlibat kejahatan perang di Darfur , tiba degan mendapat sambutan hangat di Doha, Minggu , yang menekankan dukungan luas Arab terhadapnya.
Sekjen PBB Ban Ki moon , yang juga tiba di Doha, ibukota Qatar , menghadiri KTT itu meskipun Beshir hadir.
"Sudan adalah anggota PBB sementara ICC adalah satu badan pengadilan yang independen yang tidak melarang PBB berurusan dengan Sudan," kata seorang pejabat PBB yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada AFP.
Beshir, yang diperkirakan akan menyelenggarakan satu jumpa pers di Doha Senin petang , menjadi salah satu bintang dari pertemuan itu dan diskusi menyangkut surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC itu diperkirakan akan menjadi agenda KTT itu.
Para menlu Arab menyetujui sebuah rancangan pernyataan Sabtu mendesak ICC menghentikan proses hukum terhadap pemimpin Sudan itu dan menyerukan semua negara Arab menolak keputusan pengadilan itu.
Walaupun para pemimpin Arab diperkirakan mendukung Beshir,untuk memperoleh konsensus menyangkut masalah-masalah lebih luas seperti hubungan dengan Israel sehubungan dengan serangan negara Yahudi itu di Jalur Gaza diperkirakan akan sulit untuk ditebak.
Menurut satu rancangan deklarasi itu yang diperoleh AFP, para pemimpin Arab diperkirakan akan menyetujui sebuah resolusi yang disponsori Arab Saudi mendesak dilakukan "dialog dan konsultasi dalam menyelesaikan pertikaian-pertikaian Arab."
PM Qatar Sheikh Hamad bin Jassem al Thani, para menlu yang melakukan pertemuan menjelang KTT itu untuk berusaha menuju pembentukan satu barisan yang bersatu , selain menunjukkan solidaritas terhadap Sudan.
"Kita harus bertindak sesuai dengan tanggungjawab kita dan berusaha menuju pada hubungan yang dekat," katanya.
Tetapi Presiden Mesir Mubarak , yang negaranya adalah negara Arab terbesar dalam hal jumlah penduduk dan satu kekuatan penting kawasan tiu , memutuskan akan menjauhkan diri dari KTT itu.
Kairo dan Riyadh adalah pendukung kuat Presiden Palestina Mahmud Abbas, sementara Damaskus dan Doha mendukung gerakan Hamas , yang mengusir para anggota Fatah pimpinan Presiden Abbas dari Gaza dalam baku tembak antar faksi Palestina itu Juni 2007.
Mesir dan Arab saudi mulai memperbaiki hubungan dengan Suriah dengan Raja Abdullah bertemu Mubarak dan Presiden Suriah Bashar al Assad di Riyadh 11 Maret, dua bulan setelah KTT mini di Kuwait.
Kedua pertemuan itu memungkinkan Mesir yang didukung Barat dan Arab Saudi untuk memperbaiki hubungan dengan Suriah-- satu sekutu penting Iran -- yang memburuk selama perang di Gaza.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009