Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Central Asia Tbk sepanjang tahun 2008 berhasil meraih laba bersih sebesar Rp5,8 triliun meningkat dibanding tahun lalu yang hanya Rp4,5 triliun atau naik 28,7 persen, akibat meningkatnya pendapatan bunga bersih dan pendapatan fee (fee based income).

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, D.E Setijoso kepada pers di Jakarta, Senin mengatakan, faktor utama yang mendorong laba bersih meningkat, akibat kenaikan pendapatan bunga bersih dan "fee based income", serta penurunan tarif pajak penghasilan sebesar lima persen sesuai peraturan pemerintah No. 61 tahun 2007 untuk perusahaan publik yang memenuhi kualifikasi.

Peningkatan pendapatan bunga bersih, menurut dia, sebesar 29,0 persen menjadi Rp12,4 triliun yang didorong oleh pertumbuhan kredit yang signifikan, komposisi dana pihak ketiga yang menguntungkan dan komposisi aktiva produktif yang berimbang.

Kemudian pendapatan fee tumbuh 36,5 persen menjadi Rp3,9 triliun terutama didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang berasal dari jasa layanan rekening dan aktivitas transaksi, katanya.

BCA pada akhir tahun 2008 juga mencatat tingkat laba terhadap aset (ROA) sebesar 3,4 persen dan laba terhadap ekuitas (ROE)mencapai 30,2 persen, ujarnya.

Setijoso mengatakan, di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan BCA senantiasa fokus pada upaya-upaya untuk mempertahankan posisi likuiditas dan struktur permodalan yang kuat.

"Kami terus memelihara dan memanfaatkan model bisnis BCA yang teruji untuk mengoptimalkan pendapatan yang pada akhirnya dapat memperkuat permodalan perusahaan," ucapnya.

BCA, lanjut dia, membukukan pertumbuhan kredit yang signifikan di semua segmen sebesar 36,9 persen menjadi Rp112,8 triliun dibanding periode sama tahun lalu hanya Rp82,4 triliun.

Akibatnya rasio kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi 53,8 persen dari periode sama tahun lalu hanya 43,6 persen. Kredit Korporasi tumbuh 42,3 persen menjadi Rp46 triliun karena kelangkaan sumber pendanaan alternatif bagi nasabah-nasabah korporasi.

Portofolio kredit komersial dan UKM BCA meningkat sebesar 27,3 persen menjadi Rp45,9 triliun, tuturnya.

Ia mengatakan, rasio kredit bermasalah (NPL) relatif rendah hanya 0,6 persen dengan cadangan terhadap kredit bermasalah sebesar 408,4 persen sebesar Rp2,6 triliun.

Namun ditengah ketidakpastian pasar akan terjadi penurunan kualitas portofolio kredit, namun masih dalam batas yang wajar, katanya.

Setijoso mengatakan, DPK tumbuh sebesar 10,8 persen menjadi Rp209,5 triliun didukung oleh dana dari produk tabungan dan giro. Total tabungan naik 11,3 persen menjadi Rp105,4 triliun dan total giro menguat 16,5 persen menjadi Rp51,2 triliun.

BCA memiliki pondasi yang kuat untuk melanjutkan usaha pengembangan franchise value sebagai bank transaksional dengan melakukan investasi pada infrastruktur jaringan serta memperkaya ragam produk dan layanan untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan, ucapnya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009