kita masih lihat berapa untuk meningkatkan kapasitas RS dan masker artinya kalau ada belanja modal kita shift semua ke sanaJakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa stimulus jilid tiga yang saat ini sedang dirancang oleh pemerintah akan fokus pada bidang kesehatan khususnya dalam penanganan wabah virus corona atau COVID-19.
“Stimulus ketiga masih ikuti yang saya sampaikan yaitu pertama kesehatan kita lihat seluruh kebutuhan di sana jadi kita flush di situ jumlahnya,” katanya dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, Sri Mulyani belum dapat memastikan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan untuk stimulus jilid tiga ini karena pihaknya masih berkoordinasi dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan untuk menghitung kebutuhan anggaran.
“Kita masih kasih surat edaran BNPB dan Kemenkes masih hitung juga jadi kita masih lihat berapa untuk meningkatkan kapasitas RS dan masker artinya kalau ada belanja modal kita shift semua ke sana,” ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan anggaran pada stimulus jilid tiga nantinya akan digunakan untuk peningkatan kapasitas dan kualitas rumah sakit hingga kebutuhan alat pelindung diri (APD) pekerja medis.
Sri Mulyani menyatakan stimulus tersebut tidak hanya bertujuan untuk penanganan kesehatan namun sekaligus memberikan dukungan bagi industri penghasil barang-barang kesehatan.
“Itu baik untuk penanganan kesehatan sekaligus jadi stimulus agar industri penghasil barang-barang kesehatan jadi pick up,” ujarnya.
Tak hanya itu, stimulus jilid tiga juga berkaitan dengan jaring pengaman masyarakat (society safety net) yang akan diberikan dalam bentuk bantuan langsung ke masyarakat baik melalui Program Keluarga Harapan (PKH) kartu sembako maupun PKH Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Stimulus tetap fokus ke society safety net tapi kita masih lihat lagi sekarang ini kalau mau lakukan langsung ke masyarakat karena banyak opsi bisa PKH dan kartu sembako,” katanya.
Ia menuturkan pada stimulus jilid tiga pihaknya ingin dapat menyasar tidak hanya ke 40 persen penduduk miskin namun juga sektor informal seperti pedagang dan lainnya.
“Kita lihat mana database paling solid yang mencakup sektor informal karena yang selama ini kita miliki kan ultra mikro, KUR, PKH, dan BPNT artinya kalau mau uang masuk ke kantong keluarga saluran itu sudah tersedia,” ujarnya.
Baca juga: Menkeu siapkan Rp1 triliun untuk Kemenkes tangani COVID-19
Baca juga: Pemerintah sederhanakan aturan ekspor-impor tangani imbas COVID-19
Baca juga: Pemerintah umumkan stimulus pajak pekerja dan industri Rp22,9 triliun
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020