"Pada 2010 akan dipasang radar di Batam," kata Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal di Batam, Senin.
Selama ini, Bandara Hang Nadim Batam belum memiliki perlengkapan radar jenis Monopulse Secondary Surveillance Radar (MSSR) dan Primary Surveillance Radar (PSR) sehingga beberapa penerbangan harus tergantung pada ATC Singapura.
Menteri mengatakan, ATC Hang Nadim hanya memiliki Automatic Defence Surveillance Broadcasting (APSB) yang mampu berhubungan dan mendeteksi pesawat dalam ketinggian kurang dari 3.000 kaki, lebih dari itu harus melalui ATC Singapura.
Selain itu, APSB juga hanya mampu berhubungan dengan pesawat tertentu yang memiliki perlengkapan sejenis. "Kalau sudah ada MSSR, kita bebas mengatur lalu lintas udara yang melewati wilayah kita," kata Menteri.
Mengenai sumber daya manusia di Bandara Hang Nadim, kata Menteri, sudah bagus.
Menurut Menteri, pembangunan MSSR, lengkap dengan PSR dan gedung menara baru membutuhkan dana sekitar Rp150 miliar. "Di Indonesia yang bagus baru Jakarta dan Makassar," katanya.
Sementara itu, Pimpinan Kelompok Teknisi Pemanduan Lalu Lintas Udara Bandara Hang Nadim Indah Irwansyah mengatakan Bandara Hang Nadim membutuhkan radar itu.
Ia mengatakan, sebelumnya bandara di Tanjungpinang memiliki MSSR yang dapat digunakan bersama, namun alat itu sudah empat tahun rusak.
Ketika Lion Air JT 972 mendarat darurat akibat roda depan tidak keluar, petugas ATC terpaksa memantau pergerakan roda secara manual.
"Untung udara bagus, jadi terlihat," kata Indah yang memandu pesawat JT 972 mendarat mulus di Batam, meski tanpa roda depan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009