Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengupayakan agar perdagangan saham di bursa berlangsung stabil, wajar dan efisien.
Hal itu dilakukan untuk menjaga pasar lebih kondusif termasuk mencermati harga-harga saham yang turun-naik di luar kebiasaan atau kewajaran, kata Dirut BEI, Erry Firmansyah di Jakarta, Senin.
"Saham-saham emiten yang harganya masuk dalam kategori di luar kebiasaan (Unusual Merket Activity/UMA) belum tentu diperiksa, namun pihaknya akan meminta keterangan terlebih dahulu guna mengkonfirmasi peningkatan harga tersebut," ujarnya.
Sementara mengenai banyaknya kasus yang terjadi belakangan ini, Erry mengatakan, hal itu masih dalam batas wajar akibat kondisi pasar yang naik. "Kemarin itu karena pasarnya yang naik, dan itu membuat orang untuk mengambil kesempatan itu. Itu situasi yang harus kita jaga," ujarnya.
Sepanjang Maret 2009 tercatat sebanyak 7 kali BEI mendeteksi saham emiten mengalami kenaikan siginifikan dimulai PT Jaya Pari Steel Tbk pada 18 Maret 2009, selanjutnya PT Mitra Rajasa Tbk, PT Suparma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, PT Eterindo Wahanatama Tbk, dan yang terakhir PT Lautan Luas Tbk yang terjebak UMA pada 27 Maret 2009.
"Makanya kita berikan info ke publik, jadi hati-hati kalau misalnya fundamentalnya biasa saja, namun harganya yang langsung naik pesat," tambahnya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009