WADA berselisih dengan badan sepak bola dunia (FIFA) dan Eropa (UEFA) seputar kebijakan yang baru diperkenalkan pada 1 Januari 2009 itu.
Dengan peraturan itu, atlet diminta untuk melaporkan lokasi mereka dalam satu jam sehari.
FIFA ingin peraturan itu hanya untuk tim bukan individual atlet, dan mengatakan bahwa tes di luar kompetisi seharusnya hanya dilakukan di tempat latihan klub.
FIFA dan UEFA juga mengatakan, para pemain sepak bola seharusnya tidak dites selama liburan sebagai penghargaan atas kehidupan pribadinya.
"Sikap IOC sangat jelas... kami mendukung kebijakan (WADA) itu. Tidak ada keraguan," kata Rogge kepada wartawan ketika berada di Wellington untuk pertemuan Komite Olimpiade kawasan Oceania di Queenstown.
"Menurut kami hal ini penting dalam perang melawan penggunaan obat terlarang," katanya.
Rogge mengatakan, semua federasi dalam konferensi WADA di Madrid akhir 2007 telah menyetujui peraturan itu, dan mempunyai waktu persiapan 12 bulan untuk menerapkannya.
"Terlihat kurang ada komunikasi antara saat penetapan keputusan dan penerapannya," katanya.
"Pada sejumlah federasi, informasinya tidak menurun hingga ke tingkat atlet, jadi kami sarankan WADA untuk lebih banyak menyerahkan informasi mengenai hal itu," tambahnya.
Meskipun setuju bahwa melawan doping merupakan prioritas nomor satu dalam olahraga, namun Rogge tidak mau berkomentar lebih jauh mengenai kemungkinan mencoret sepak bola dari Olimpiade jika kalangan di cabang olahraga itu tidak menyetujui aturan tersebut. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009