Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi merosot tajam mendekati angka Rp12.000 per dolar, karena pelaku aktif membeli dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp11.743/11.745 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp11.495/11.510 per dolar atau turun 248 poin.
Direktur Utama PT Financorpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah saat ini karena pasar memang sedang turun.
Meski merosot tajam, namun rupiah masih dibawah angka Rp12.000 per dolar AS, ucapnya.
Karena itu, menurut dia, Bank Indonesia (BI) diperkirakan hanya mengamati pasar dengan ketat dan belum akan masuk pasar untuk melakukan intervensi.
Apabila rupiah menembus level Rp12.000 per dolar, maka BI akan masuk dan melepas cadangan dolarnya yang saat ini bertambah, ucapnya.
Edwin Sinaga mengatakan, BI akan mengamati kegiatan bank-bank asing yang bermain valuta asing, karena dikhawatirkan mereka akan melakukan spekulasi untuk membeli dolar dalam jumlah besar.
BI tidak menginginkan rupiah berada di atas angka Rp12.000 per dolar AS, ujarnya.
Rupiah, menurut dia masih bisa kembali menguat, karena koreksi ini hanya sementara.
"Kita lihat saja apakah menjelang pemilihan umum akan masuk dana lokal yang parkir di luar.Apabila dana itu masuk maka peluang rupiah untuk kembali naik sangat besar,"katanya.
Emnurut Edwin Sinaga, pasar yang sedang turun saat ini memang merupakan faktor utama yang menekan rupiah hingga melemah.
"Namun turunnya pasar saat ini hanya sementara dan tidak akan berlangsung lama," ucapnya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009