Pertumbuhan ini karena ada realisasi belanja beli tanah untuk bangun jalan, irigasi dan jaringan

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mencatat realisasi belanja produktif meningkat hingga Februari 2020 terutama dipengaruhi belanja modal dan bantuan sosial yang masing-masing tumbuh 51,3 persen dan 35,2 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya untuk memberikan stimulus bagi perekonomian Tanah Air.

“Pertumbuhan ini karena ada realisasi belanja beli tanah untuk bangun jalan, irigasi dan jaringan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika memaparkan kinerja APBN 2020 melalui konferensi video di Jakarta, Rabu.

Menkeu merinci realisasi belanja modal hingga Februari 2020 mencapai Rp6,5 triliun atau 3,1 persen dari pagu APBN mencapai Rp209,5 triliun. Sedangkan realisasi belanja bantuan sosial mencapai Rp31,9 triliun atau 31 persen dari alokasi sebesar Rp103 triliun.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan realisasi belanja negara hingga akhir Februari 2020 mencapai Rp279,4 triliun atau sudah mencapai 11 persen dari pagu APBN 2020 sebesar Rp2.540,4 triliun.

“Realisasi ini tumbuh 2,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya,” katanya.

Realisasi belanja negara itu meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp161,7 triliun atau terealisasi 9,6 persen dari pagu APBN dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp117,7 trilun atau 13,7 persen

Adapun komponen belanja pemerintah pusat yakni belanja modal dan belanja bantuan sosial serta belanja pegawai yang sudah terealisasi Rp29,4 triliun atau 11,3 persen dari pagu dan belanja barang sebesar Rp16,1 triliun atau 4,8 persen dari pagu APBN.

Sedangkan untuk transfer ke daerah hingga Februari 2020 mencapai Rp116 triliun atau 14,8 persen dari pagu APBN dan dana desa mencapai Rp1,7 triliun atau 2,3 persen dari pagu sebesar Rp72 triliun.

Baca juga: Pengamat: Stimulus belanja perkuat ekonomi masyarakat dari tekanan
Baca juga: Menkeu: Realisasi belanja K/L APBN 2019 capai 102,4 persen
Baca juga: Wamenkeu: Belanja negara harus efisien saat pelemahan ekonomi global

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020