Mataram (ANTARA News) - Jenazah Pratu Ahmad Saefuddin, prajurit TNI yang gugur dalam baku tembak dengan kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), dimakamkan Senin di TPU Jangkok, Selagalas, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Prajurit TNI dari Yonif 754/ENK itu ditembak kelompok separatis TPN/OPMketika sedang menjalankan tugas pengamanan di Puncak Jaya, Senin (23/3) lalu sekitar pukul 04.30 WIT.

Pratu Ahmad yang ditugaskan dalam Satuan Tugas (satgas)Rajawali di Puncak Jaya, sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia enam hari kemudian pada Sabtu (28/3) pukul 23.30 WIT.

Meski tidak dikuburkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), penguburan jenazah Pratu Ahmad tetap dengan upacara kemiliteran, sebagaimana prajurit TNI lainnya yang gugur di medan tempur.

Upacara kemiliteran dipimpin Komandan Batalyon (Danyon) 754/ENK, Letkol Inf Rudy Adrianto, yang ikut mengantar jenazah Pratu Ahmad dari Jaya Pura ke Pulau Lombok, Minggu (29/3) malam.

TPU Jangkok berada sekitar 300 meter dari kediaman orangtua Pratu Ahmad di Nyangget, Kelurahan Selagalas.

Usai upacara, Letkol Adrianto mengatakan, sudah menjadi kewajiban pimpinan TNI untuk memfasilitasi penguburan prajurit TNI di Taman Makam Pahlawan jika ia gugur di medan tempur.

Namun, pemimpin TNI juga tidak kuasa menolak keinginan sanak keluarga Pratu Ahmad yang meminta prajurit itu dikuburkan di TPU dekat kediaman orangtuanya.

Menyinggung kemungkinan pemberian penghargaan kepada pria lajang asal Lombok yang gugur di medan tempur itu, Letkol Adrianto mengatakan, pihaknya akan mengusulkan hal itu melalui prosedur resmi di jajaran Kodam XVII/Cendrawasih.

Sementara Sahuji alias Mauji, orangtua kandung Pratu Ahmad, mengatakan, semula ia menyetujui penguburan anaknya di TMP Majeluk Mataram, namun sebagian besar sanak keluarganya menghendaki dikuburkan di TPU.

Sejak insiden pendudukan pos polisi oleh TPN OPM Januari lalu, Satgas Rajawali meningkatkan patroli pengamanan di wilayah Puncak Jaya.

Menurut Letkol Adrianto, patroli di wilayah itu semakin ditingkatkan pascainsiden kontak senjata dengan anggota TPN OMP yang diduga di bawah kepemimpinan Goliat Tabuni, 14 Maret lalu.

Dalam insiden baku tembak 14 Maret lalu itu Pratu Syaiful Yusuf tewas setelah diterjang peluru di bagian kepala dan jenazahnya dipulangkan ke tanah kelahirannya di Ambon.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009