Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 196 kadet Akademi TNI AL (AAL) disertai satu Taruna Akademi Militer (Akmil) dan satu Karbol Akademi TNI AU (AAU) akan mengikuti latihan pelayaran ke Brunei Darussalam dan Malaysia.

Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin di Surabaya, Senin menjelaskan, kadet tingkat tiga itu akan melakukan praktek dan latihan pelayaran bersandi "Jala Yudha" menggunakan KRI Ki Hajar Dewantara-364 dan KRI Teluk Ende-517.

"Latihan itu rencananya akan berlangsung mulai 3 April hingga 4 Mei 2009 dengan rute, berangkat dari Surabaya, Batam, Bandar Seribegawan (Brunei Darussalam), Kinabalu (Malaysia), Bitung, Makassar dan kembali ke Surabaya," katanya.

Latihan yang dipimpin oleh Mayor Laut (P) Dores A. Ardi ini diikuti 280 personel, terdiri atas tujuh perwira AAL, 75 staf latihan, 196 Kadet AAL, satu Taruna Akmil dan satu Karbol AAU.

"Selama pelayaran, Kadet AAL akan melaksanakan praktek profesi dasar matra laut. Selain itu juga akan melaksanakan berbagai kegiatan selama di pelabuhan yang disinggahi, seperti kunjungan kehormatan ke pejabat setempat dan pertandingan olah raga," katanya.

Selama di tanah air, para kadet juga akan melakukan promosi ke sejumlah SMA dan melakukan kirab kota. Selain itu selama berlabuh, masyarakat juga diperbolehkan untuk berkunjung ke kapal perang.

"Tujuan lainnya adalah untuk menambah kecakapan para kadet dalam melaksanakan tugas sesungguhnya di kapal. Dengan mengikuti latihan ini, kadet juga diharapkan semakin memiliki daya tahan mental dan fisik," katanya.

Mengutip pernyataan Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto, Kabagpen AAL mengemukakan, latihan ini juga memiliki fungsi diplomasi bangsa Indonesia ke negara tetannga.

"Dengan pelayaran ini, Indonesia menunjukkan bahwa AAL senantiasa berperan aktif dalam menyelenggarakan pendidikan bagi pembentukan calon perwira TNI AL di masa yang akan datang," katanya.

Hal itu, katanya, menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara bahwa TNI AL terus berkembang dengan senantiasa mencetak prajurit pengawal wilayah kedaulatan serta wilayah laut nasional.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009