Tanjung Selor (ANTARA) - Suasana lenggang tampak mewarnai Kota Tawau, Sabah, Malaysia, yakni sebuah kota jiran paling dekat dengan Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara.

"Banyak warga enggan keluar jika tak perlu, saya hari ini juga rehat di rumah kebetulan memang cuti dua hari," kata salah seorang jurnalis dari
Utusan Borneo Sabah Amir Anuar saat dihubungi di Kota Kinabalu, Rabu.

"Pengalamanku pada hari pertama pelaksanaan Perintah Sekatan Pergerakan di Malaysia, seperti hal rutin, bervideo call bersama anak isteri di kampung (Tawau)," katanya melalui pesan singkat.

Dia mencoba merekam percakapannya, tetapi tidak terekam. "Lindungi anak isteriku Ya Allah! Begitu juga orang tuaku, adik beradik, adik beradik ipar, sanak keluarga, sahabat handai dan kenalanku. Semoga wabah yang melanda, segera berlalu. Aamiin," kata Amir yang masih berdarah Bugis itu.

Baca juga: Malaysia peringatkan penyebaran virus corona jika pembatasan diabaikan

Baca juga: Perkembangan COVID-19, Kyrgyzstan laporkan kasus pertama

Baca juga: Dua orang pasien COVID-19 di Malaysia meninggal

"Plan (rencana) balik kampung isteri di Kiulu, Tamparuli pada hujung bulan ini terpaksa dibatalkan sekalipun tiket flight sudah pun dibeli," ujarnya.

Dia rindu hendak jumpa anak isteri, tetapi terpaksa patuh dengan larangan bergerak dari satu negeri ke negeri lain sesuai arahan PM Malaysia.

"Hal yang berbeza, laungan azan di Sabah kini disaran tambah kalimah Sollu Fii Buyuutikum (Solatlah di rumah-rumah kamu)," katanya.

Sementara itu, dari sebuah group di Facebook Kota Sabah "8hannels", tampak suasana lengang Kota Tawau, hanya beberapa kendaraan yang lewat.

Selain membagikan 11 foto ditambah keterangan teks:

"Selamat pagi warga Tawau!! Beginilah hari pertama perintah kawalan pergerakan. Rasanya lebih kurang macam cuti raya, semua kedai ditutup, tiada seorang pun kelihatan di jalan. Semogalah dengan kerjasama kita semua, wabak penyakit COVID 19 ini akan terkawal secepat mungkin".

Sebelumnya, Perdana Menteri Tan SriMuhyiddin Yassin pada Senin (16/03/2020) mengumumkan "Perintah Kawalan Pergerakan" terkait upaya mengatasi Covid-19.

Dasar kebijakan Malaysia karena wabah Covid-19 telah merebak di 135 buah negara.

"Seramai 162,711 orang telah disahkan positif Covid-19 di seluruh dunia. Daripada
jumlah ini, seramai 6,443 orang telah meninggal dunia. Di Malaysia, telah berlaku peningkatan kes Covid-19 secara mendadak, itu 190 kes semalam, disusuli 125 kes baharu hari ini, menjadikan 553 orang," kata PM Malaysia.

Oleh karena itu diberlakukan "Perintah
Kawalan Pergerakan" dari 18 Maret 2020, hingga 31 Maret 2020.*

Baca juga: Malaysia terapkan "lockdown" 18-31 Maret 2020

Baca juga: Bupati Kapuas Hulu larang masyarakatnya ke Malaysia

Baca juga: RSUP M Djamil Padang masih periksa penumpang pesawat asal Malaysia

Pewarta: Iskandar Zulkarnaen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020