"Hingga akhir 2010, tingkat pengangguran dapat mendekati angka dua digit di semua negara G8 dengan satu-satunya pengecualian Jepang, seperti halnya di wilayah OECD secara keseluruhan," kata OECD dalam makalah untuk pertemuan para menteri tenaga kerja di Roma.
"Jika proyeksi ini dimaterialisasi, jumlah masyarakat yang menganggur di wilayah OECD akan meningkat dalam tiga tahun hingga 2010 dengan jumlah yang bisa lebih besar dari yang diobservasi ... selama periode sepuluh tahun hingga awal 1980-an, yang terjadi dua guncangan minyak," kata dokumen itu.
"Pengalaman historis menunjukkan bahwa itu dapat membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi peningkatan pengangguran yang besar seperti itu," kata makalah tersebut.
"Tentu saja, beberapa negara G8 tidak pernah kembali ke tingkat pengangguran sebelum krisis," makalah itu menambahkan.
Meski makalah itu dirilis untuk wartawan pada Minggu, OECD mengatakan pihaknya akan secara resmi merilis "proyeksi sementara" itu pada Selasa.
OECD, Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan Organisasi Pemberi Kerja Internasional (IOE) semuanya akan ambil bagian dalam pertemuan tiga hari para menteri sosial dan buruh untuk membicarakan biaya kemanusiaan dari krisis keuangan dunia.
OECD, yang merupakan kelompok 30 negara-negara industri, menjalani tugas sebagai penasehat kebijaksanaan dan sebuah forum untuk debat mengenai masalah ekonomi dan politik.
Makalah itu mengatakan rata-rata tingkat pengangguran OECD sebesar 6,9 persen pada Januari 2009, hampir satu persen lebih tinggi dari setahun sebelumnya.
"Ini menyiratkan bahwa pada tahun hingga Januari 2009, hampir 7,2 juta lebih pekerja bergabung dalam peringkat pengangguran di wilayah OECD," kata makalah tersebut.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009