Jakarta (ANTARA) - Toko ganja masuk dalam daftar tempat yang masih dibuka saat lockdown virus corona yang membuat sejumlah bisnis ditutup di San Francisco dan kota terdekat di Amerika Serikat.
Manajer toko ganja mengatakan mereka diserbu antrean panjang, lebih panjang dari toko bahan pokok setempat. Sebagian besar staf di toko-toko pada Selasa petang mengatakan mereka terlalu sibuk untuk bicara dengan Reuters.
"Wah, kami kewalahan. Begitu orang-orang mendengar kami masih buka, mereka mulai mengantre, kata Anthony Barajas, manajer umum Cana Culture di San Jose.
"Begitu semua tisu toilet habis, mereka tahu mereka butuh semacam hal yang melegakan," kata dia.
Bar, klub, gym dan bisnis lain ditutup per Senin di bawah perintah ketat di Amerika Serikat untuk mencegah penyebaran virus corona. Sekitar 7 juta warga di area terdampak atas keputusan itu.
Toko ganja masuk dalam daftar tempat "penting" yang tetap dibuka, bersama dengan toko bahan pokok, apotek juga kantor dokter.
Ada lebih dari 500 kasus virus corona di California dan setidaknya 12 korban jiwa.
Meski tetap buka, Cana Culture mengikuti aturan ketat, seperti tidak memperbolehkan ada lebih dari 10 orang di dalam toko, baik itu pembeli atau orang yang beristirahat di area merokok. Di luar, ada petugas keamanan toko yang mengatur agar orang-orang berjarak saat mengantre, setidaknya sejauh satu lengan satu sama lain.
"Kami adalah layanan yang betul-betul diperlukan," kata Barajas. "Orang butuh ini untuk tujuan medis dan hiburan. Publik butuh akses obat yang telah terbukti di laboratorium."
Baca juga: Tips isolasi mandiri COVID-19 di rumah
Baca juga: Tips cegah paparan virus di kendaraan umum
Baca juga: Tips bersihkan ponsel dari kuman dan virus
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020