Korban yang diduga kelelahan itu meninggal di lokasi praktik Ponari di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Megaluh, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sutikno mengatakan, korban diduga meninggal dunia karena kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh dari Situbondo ke Jombang.
"Untuk sementara dugaan kami mengarah pada kelelahan korban yang telah menempuh perjalanan jauh," katanya seraya menambahkan, korban telah dibawa oleh pihak keluarganya untuk dimakamkan di Situbondo.
Sementara itu, Saifullah, paman korban, mengatakan, dia dan rombongan keluarga korban tiba di Dusun Kedungsari, Sabtu (29/3) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Sesampainya di lokasi praktik, rombongan beristirahat sebentar di rumah salah satu penduduk setempat.
Baru kemudian sekitar pukul 22.00 WIB, Nurul yang mengalami stroke itu mendadak kejang dan sempat tak sadarkan diri. Selanjutnya, pemilik rumah memberikan air yang didapat dari Ponari. "Air itu lalu diminum dan dioleskan ke sekujur tubuh korban," katanya.
Namun, setelah meminum air, korban tidak kunjung sembuh. Kondisi korban semakin parah dan akhirnya tewas di rumah penduduk setempat. "Keponakan saya sudah meninggal dunia sebelum sempat di bawa ke rumah sakit," katanya.
Sejak praktik dukun Ponari dibuka dua bulan lalu, tercatat sudah lima orang tewas. Sebelumnya, empat orang tewas karena berdesak-desakan dan akibat penyakit kambuh. Meski beberapa kali ditutup oleh aparat kepolisian, tapi pihak keluarga Ponari tetap membuka tempat praktik itu.
Dalam setiap hari Ponari diberi kesempatan mengobati sekitar lima ribu pasien yang dimulai setelah Ponari pulang sekolah, sekitar pukul 14.00 WIB.
Sementara itu, praktik pengobatan Ponari masih berjalan seperti biasa, meskipun ada satu orang pasiennya yang meninggal dunia. ?Kami tidak bisa menolak pasien yang ingin berobat kepada Ponari. Kami ini kan hanya membantu memberikan fasilitas kepada pasien yang ingin berobat,? kata Sujain, panitia pengobatan Ponari.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009